1.
Latar
Belakang
Rangakain
listrik belimpah di dunia sekarang ini, mereka merupakan rangkaian dasar dari
semua peralatan dari pesawat radio dan televisi sampai komputer dan bahkan
mobil. Pengukuran ilmiah, dari fisika sampai biologi dan kedokteran, juga
menggunakan rangkaian listrik. Selain itu, rangkaian listrik juga digunakan
pada peralatan yang digunakan sehari-hari khususnya barang elektronik seperti
rangkaian lampu, setrika, penanak nasi dan lain-lain yang tidak terlepas dari
listrik.
Sebuah
rangkaian listrik biasanya terdiri dari komponen-komponen seperti kuat arus
listrik, tegangan, dan hambatan. Berdasarkan susunan hambatannya rangkaian
listrik dibedakan atas rangkaian listrik seri, rangkaian listrik paralel, dan
rangkaian listrik campuran. Rangakaian hambatan seri merupakan rangkaian
hambatan yang disusun secara sejajar dan berfungsi sebagai pembagi tegangan,
sedangakan rangkaian paralel merupakan rangkaian yang terdapat titik
percabangan dan berfungsi sebagai pembagi kuat arus, dan rangkaian campuran
merupakan rangkaian gabungan dari seri dan paralel.
Akan
tetapi, selain dari ketiga jenis rangkaian tersebut, terdapat satu rangkaian
lagi yang memang jarang dikenali, yaitu rangkaian jembatan wheatstone.
Rangakain jembatan wheatstone merupakan rangkaian yang terdiri dari empat
hambatan, hambatan pertama, kedua, dan ketiga sudah diketahui besarnya,
sedangkan hambatan keempat belum diketahui besarnya, hambatan yang belum
diketahui inilah yang akan dicari dengan menggunakan hambatan standar, yaitu
yang telah ditentukan variabelnya.
Rangakaian
jembatan wheatstone ini berfungsi untuk menentukan hambatan yang belum
diketahui, dalam rangakaian ini galvanometer akan menunjukkan angka nol ketika
dalam keadaan setimbang, hal ini karena tidak ada arus yang mengalir sehingga
dapat ditentukan persamaan untuk menentukan hambatan yang belum diketahui
besarnya tersebut.
Praktikum
rangkain jembatan wheatstone ini dilaksanakan untuk memahami lebih lanjut
mengenai konsep rangkaian hambatan wheatstone, sehingga mahasiswa dapat
memahami cara merangkai dan menghitung hambatan yang belum diketahui besarnya.
2.
Tujuan
Praktikum
Adapun
tujuan yang akan dicapai setelah melaksanakan praktikum rangkaian jembatan
wheatstone adalah agar mahasiswa dapat memahami konsep rangkaian jembatan
wheatstone.
3.
Tinjauan
Pustaka
Listrik
secara umum terbagi menjadi 2 jenis, yaitu listrik statis dan listrik dinamis.
Listrik statis mengkaji interaksi antara muatan-muatan listrik yang diam,
sedangkan listrik dinamis mengkaji tentang muatan-muatan listrik yang bergerak.
Pada dasarnya rangkaian listrik adalah sarana untuk menghantarkan energi dari
satu tempat ke tempat lain. Ketika suatu partikel bermuatan bergerak di dalam
sebuah rangkaian, maka energi potensial listrik dipindahkan dari sebuah sumber
(aki atau generator) ke sebuah alat tempat energi tersebut disimpan atau
dikonveksi kedalam bentuk lain (Modul Praktikum).
3.1 Arus Listrik
Arus
listrik didefinisikan sebagai aliran muatan, biasanya dibawa oleh
electron-elektron. Elektron-elektron dalam penyekat terperangkap di dalam atom,
tetapi di dalam penghantar sebagian electron tidak terperangkap dan dapat
bergerak bebas di dalam penghantar. (Swadidik, 2009)
Arus
listrik merupakan banyaknya muatan yang mengalir melalui suatu penampang tiap
detik. Jika ada muatan sebesar
melewati suatu penampang konduktor dalam
interval waktu
, maka besar kuat arus
listrik rata-rata yang mengalir dalam konduktor itu adalah: (Surya, 2010)



Jika
laju aliran muatan ini konstan, maka besarnya arus setiap saat, I, sama dengan
.


Dalam
SI (Sistem Internasional), satuan arus adalah ampere (A). sering juga dipakai
miliampere (mA) dan microampere (
). (Surya, 2010)




3.2 Hambatan (Resistor)
Resisitor
terdapat dalam semua jenis rangakaian, mualai dari pengering rambut dan pemanas
ruangan sampai pada rangakain yang membatasi atau membagi arus. Rangkaian seperti
itu sering memiliki beberapa resisitor. (Modul Praktikum)
Resisitor
adalah komponen yang dirancang untuk memiliki tahanan yang diketahui. Resistor
ini berfungsi sebagai penghambat arus listrik. Kemampuan menghambat arus yang
dimiliki sebuah resistor ditunjukkan dengan nilai hambatan atau resistansinya.
Untuk tegangan tetap yang melalui resistor, arus yang melalui resistor adalah
tetap. Semakin besar tahanan resistor, semakin kecil arus yang mengalir.
(Swadidik, 2009)
Hambatan
komponen rangkaian ditetapkan sebagai:

Satuan
hambatan adalah ohm (simbol Ω) yaitu jumlah hambatan antara dua
titik dalam sebuah rangkaian ketika
tegangan antara kedua titik adalah 1 volt dan arus 1 ampere. (Swadidik, 2009)
3.3 Rangkaian Listrik
Rangkaian
listrik terdiri atas sumber tegangan dan hambatan (resistor). Rangakain yang
terdiri atas sumber tegangan dan hambatan tersebut dapat dibedakan menjadi
beberapa macam antara lain sebagai berikut:
a.
Rangkaian
Pembagi Tegangan
Rangkaian
pembagi tegangan terdiri atas sumber tegangan dan rangkaian seri hambatan.
![]() |
Ketika
dua atau lebih resistor dihubungkan dari ujung keujung seperti pada gambar di
atas, maka dapat dikatan sebagai rangkaian hambatan seri. Muatan yang melalui R1
juga akan melewati R2 dan kemudian R3. Dengan demikian
arus I yang sama melewati setiap resistor. Artinya kuat arus listrik yang
mengalir pada setiap hambatan adalah sama besar. (Giancoli, 2001)
Itot
= I1 = I2 = I3 =…
Karena
resistor-resistor pada rangkaian seri dihubungkan dari ujung ke ujung,
kekekalan energi menyatakan bahwa tegangan total V sama dengan jumlah semua
tegangan dari masing-masing resistor (Giancoli, 2001)
Vtot = V1 +
V2 + V3 +…
Kekurangan
dari rangkaian listrik susunan seri adalah ketika satu resistor rusak,
rangkaian menjadi terbuka dan tidak ada arus yang mengalir lagi sehingga
resistor yang lain tidak berfungsi sebagaimana mestinya. (Surya, 2010)
b.
Rangkaian
Pembagi Arus
Rangkaian
pembagi arus terdiri atas sumber tegangan dan rangkaian hambatan paralel.
![]() |
Pada
rangkaian paralel, arus dari sumber terbagi menjadi cabang-cabang yang
terpisah. Arus total I yang meninggalkan baterai terbagi menjadi tiga cabang
I1, I2, dan I3 berturut-turut sebagai arus yang melalui setiap resisitor R1,
R2, dan R3. Karena muatan listrik kekal, arus yang masuk ke dalam titik cabang
harus sama dengan arus yang keluar dari titik cabang. (Giancoli, 2001)

Ketika
resistor-resistor terhubung paralel, masing-masing hambatan mengalami tegangan
yang sama (dan memang dua titik manapun pada rangkaian yang dihubungkan oleh
kawat dengan hambatan yang dapat diabaikan berada pada potensial yang sama).
Berarti tegangan penuh baterai diberikan kesetiap resistor. (Giancoli, 2001)
Vtot = V1 = V2 = V3
c.
Rangkaian
Jembatan Wheatstone
Jembatan
wheatstone digunakan secara luas untuk pengukuran presisi tahanan dari sekitar
1 Ω sampai rangkuman mega ohm (M Ω) rendah. (http://script.ac.id/default/2010/10/Rangkaian_Jembatan_Wheatstone.pdf)
Jembatan
wheatstone adalah rangkaian yang terdiri dari empat hambatan, seperti pada
gambar dibawah ini, hambatan pertama
(R1), kedua (R2), dan ketiga (R3) sudah diketahui besarnya, sedangkan hambatan
keempat (Rx) belum diketahui besarnya. (Modul Praktikum)
![]() |
Prinsip
dasar dari jembatan wheatstone didasarkan pada rangkaian yang ditunjukkan pada
gambar di atas, dimana rangkaian terdiri dari (1) sumber tegangan baterai. (2)
empat lengan tahanan, yaitu R1 dan R2, disebut lengan pembanding, tahanan R3
disebut lengan standar, dan tahanan Rx adalah tahanan yang besarnya tidak
diketahui. (3) sebuah galvanometer, yang merupakan detector nol.
Jembatan
wheatstone dikatakan setimbang jika beda potensial pada galvanometer adalah
nol, artinya tidak ada arus yang mengalir melalui galvanometer. Karena tidak
ada arus yang mengalir melalui galvanometer tersebut, maka berlaku hubungan:

Ada jenis jembatan wheatstone lain yang biasa
dimanfaatkan seperti pada gambar dibawah ini:
![]() |
L
adalah kawat homogen, sehingga panjang kawat sebanding dengan nilai hambatannya.
adalah hambatan standar yang nilainya dapat
kita tentukan dengan mengatur variabel yang ada. Untuk harga
tertentu dan dengan mencatat kedudukan kontak
geser K yaitu panjang l1 dan l2, maka pada saat
galvanometer menunjukan harga nol hubungan persamaan (1) menjadi:(http://xsact.script&cmd.ac.id/default/2011/12/Jembatan_Wheatstone.pdf)



Pada
umumnya nilai hambatan suatu bahan berubah terhadap temperature. Untuk kenaikan
temperature yang sama, dua bahan yang berbeda jenis akan mengalami perubahan
nilai hambatan yang berbeda pula. Hal ini dipengaruhi oleh suatu besaran yang
disebut koefesien temperature. (http://xsact.script&cmd.ac.id/default/2011/12/Jembatan_Wheatstone.pdf)
3.4 Galvanometer
Komponen
dasar kebanyakan alat ukur, termasuk ammeter, voltmeter dan ohmmeter, adalah
galvanometer. Galvanometer terdiri dari satu kumparan kawat (dengan jarum
penunjuk yang terpasang) yang digantung pada medan magnet oleh magnet permanen.
(Giancoli, 2001)
Bila
arus melalui loop kawat, yang biasanya terbentuk persegi panjang, medan magnet
memberikan torsi pada loop, torsi ini dilawan oleh pegas yang memberikan torsi
yang hampir sebanding dengan sudut melalui mana ia dibelokkan (hukum hooke).
(Giancoli, 2001)
4.
Alat
dan Fungsinya
Alat
yang digunakan dalam praktikum rangkaian jembatan wheatstone adalah sebagai
berikut:
1. Hambatan
standar berfungsi sebagai hambatan yang sudah ditentukan besarnya.
2. Hambatan
geser berfungsi sebagai hambatan yang akan dicari besarnya.
3. Galvanometer
berfungsi untuk mengukur kuat arus listrik.
4. Catu
daya berfungsi untuk menentukan tegangan masukkan yang akan dipergunakan.
5. Kabel-kabel
penghubung 4 buah berfungsi untuk menghubungkan kuat arus listrik dari catu
daya ke galvanometer, hambatan geser, hambatan standar dan kontak geser.
6. Kontak
geser berfungsi untuk menentukan jarak ketika galvanometer menunjukkan angka
nol.
5.
Prosedur
Praktikum
Prosedur
yang harus dilakukan pada praktikum rangkaian jembatan wheatstone adalah
sebagai berikut:
1. Persiapkan
semua peralatan yang dibutuhkan, konsultasikan dengan dosen pengasuh atau
asisten dosen.
2. Susun
rangkaian seperti pada gambar dibawah ini.
![]() |
3. Hidupkan
catu daya dengan masukkan tegangan 3 volt DC (minta petunjuk dosen pengasuh
atau asisten).
4. Tentukan
harga Rs, atur kontak geser sehingga galvanometer menunjukkan angka nol.
5. Catat
panjang l1 dan l2.
6. Ulangi
langkah 3, 4, dan 5 untuk 10 kali perulangan, tanyakan kepada asisten besarnya
Rs tersebut.
7. Ulangi
langkah di atas untuk harga Rs yang lain.
6.
Hasil
dan Pembahasan
6.1 Hasil
No
|
l1 (m)
|
l2 (m)
|
Rx
|
1
|
78,5
m
|
21,5
m
|
204
![]() |
2
|
84 m
|
16 m
|
294
![]() |
3
|
71,3
m
|
28,7
m
|
139
![]() |
4
|
62 m
|
38 m
|
91,3
![]() |
5
|
54,5
m
|
45,5
m
|
67
![]() |
6
|
45 m
|
55 m
|
45,8
![]() |
7
|
39
m
|
61
m
|
35,8
![]() |
8
|
36 m
|
64 m
|
31,5
![]() |
9
|
25
m
|
75
m
|
18,6
![]() |
10
|
20 m
|
80 m
|
14
![]() |
Keterangan: V = 3 volt
Rs = 56 ohm
a. Untuk
Rx pertama



b. Untuk
Rx kedua



c. Untuk
Rx ketiga



d. Untuk
Rx keempat



e. Untuk
Rx kelima



f. Untuk
Rx keenam



g. Untuk
Rx ketujuh



h. Untuk
Rx kedelapan



i.
Untuk Rx kesembilan



j.
Untuk Rx kesepuluh



6.2 Pembahasan
Jembatan
wheatstone digunakan secara luas untuk pengukuran presisi tahanan dari sekitar
1 Ω sampai rangkuman mega ohm (M Ω) rendah. Rangkaian jembatan
wheatstone merupakan rangkaian yang terdiri dari sumber tegangan baterai, empat
lengan tahanan yaitu R1 dan R2 yang disebut sebagai lengan
pembanding, tahanan R3 disebut lengan standar, dan tahanan Rx adalah tahanan
yang besarnya tidak diketahui dan sebuah galvanometer, yang merupakan detector
nol.
Namun
pada praktikum ini jembatan wheatstone yang dimanfaatkan seperti pada gambar
dibawah ini:
![]() |
L
adalah kawat homogen, sehingga panjang kawat sebanding dengan nilai
hambatannya. Rs adalah hambatan standar yang nilainya dapat kita tentukan
dengan mengatur variabel yang ada. Untuk harga Rs tertentu dan dengan mencatat
kedudukan kontak geser yaitu panjang l1 dan l2, maka pada
saat galvanometer menunjukkan angka nol, kita dapat menentukan besar Rx melalui
persamaan:

Dalam
praktikum ini, percobaan dilakukan sebanyak sepuluh kali yaitu dengan menggeser
hambatan geser yang posisi awal berada ditengah digeser ke kiri sebanyak
sepuluh kali. Pada saat galvanometer menunjukkan angka nol, semakin kekiri
posisi hambatan geser maka panjang l1 akan
semakin kecil dan panjang l2 semakin besar, sehingga semakin kekiri
posisi hambatan geser maka besar hambatannya (Rx) akan semakin kecil, hal ini
dapat dilihat pada hasil praktikum.
Akan
tetapi pada praktikum ini ada yang tidak sesuai dengan teori yaitu pada tabel
no 2, seharusnya Rx pada tabel no 2 lebih kecil dari Rx pada no 1. Kesalahan
ini disebabkan karena sensivitas dektor nol yang tidak cukup, pengaruh
pemanasan dari arus-arus lengan jembatan, yang mengakibatkan perubahan tahanan
lengan-lengan jembatan, sehingga dapat mengubah tahanan yang diukur, dan
kesalahan-kesalahan tahanan kawat sambung dan kontak-kontak luar seperti kabel
penghubung yang disentuh sehingga mengakibatkan kabelnya tergoyang.
7.
Kesimpulan
Kesimpulan
yang dapat diambil dari praktikum rangkaian jembatan wheatstone adalah sebagai
berikut:
1. Jembatan
wheatstone adalah rangkaian yang terdiri dari empat hambatan, hambatan pertama,
kedua, ketiga sudah diketahui besarnya, sedangkan hambatan keempat belum
diketahui besarnya.
2. Pada
saat jembatan wheatstone dalam keadaan setimbang, galvanometer akan menunjukkan
angka nol karena tidak ada arus yang mengalir.
3. Karena
tidak ada arus yang mengalir melalui galvanometer ketika dalam keadaan
setimbang, maka berlaku persamaan:

Tidak ada komentar:
Posting Komentar