Jumat, 01 November 2013

HEWAN INVERTEBRATA



MAKALAH BIOLOGI
STRUKTUR DAN ORGANISASI HEWAN


 






FITRI ASTRIA WATI            (12222038)

DOSEN PEMBIMBING : FITRATUL AINI


JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
IAIN RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2012
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah biologi mengenai struktur dan organisasi hewan. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berperan dalam pembuatan makalah ini.
Makalah ini memaparkan mengenai struktur dan organisasi hewan yang didalmnya terdapat penjelasan-penjelasan singkat mengenai hewan serta klasifikasinya, memuat informasi serta ciri-ciri khusus pada hewan tertentu yang bertujuan agar para pembaca dapat memhami dan mengenali hewan serta klasifikasinya.
 Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk pemenuhan tugas kuliah biologi umum. Dan kami, tim penulis mengharapkan semoga makalah ini dapat berguna bagi para pembaca, khususnya bagi mahasiswa biologi.Kami menyadari pada makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini dapat turut andil dalam menambah wawasan generasi muda bangsa.


Palembang, oktober 2012
Tim penyusun      





PEMBAHASAN
STRUKTUR DAN ORGANISASI HEWAN
Hewan atau disebut juga dengan binatang merupakan kelompok organisme yang diklasifikasikan dalam kerajaan Animalia atau metazoa. Hewan dalam pengertian sistematika modern mencakup hanya kelompok bersel banyak (multiselular) dan terorganisasi dalam fungsi-fungsi yang berbeda (jaringan), sehingga kelompok ini disebut juga histozoa.
Berbeda dengan sel-sel tumbuhan, sel-sel hewan tidak memiliki dinding sel dan pigmen-pigmen fotosintetik, misalnya klorofil, sehingga tidak ada hewan yang tidak dapat melakukan fotosintesis untuk membentuk makanannya. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, hewan mendapatkan makanan dari organism lain, yaitu tumbuhan dan hewan lain.
Hampir semua hewan memiliki sistem saraf dan indra untuk mengordinasikan hewan bereproduksi secara seksual dengan cara membentuk gamet jantan haploid dan gamet betina haploid. Selain secara seksual, beberapa jenis hewan juga melakukan reproduksi secara aseksual, misalnya dengan membentuk tunas atau fragmentasi. Organisasi hewan di bagi atas hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi, berikut penjelasannya.
A.    STRUKTUR DAN ORGANISASI HEWAN TINGKAT RENDAH
Hewan tingkat rendah pada umumnya tidak mempunyai tulang belakang atau biasa disebut dengan avertebrata. Hewan tingkat rendah dibagi menjadi delapan filum, berikut rinciannya.
1.      Filum Porifera
a.      Ciri-ciri dan Struktur Tubuh
Istilah porifera berasal dari bahasa latin, yaitu porus yang artinya lubang kecil dan ferre yang berarti membawa, sehingga prifera disebut hewan berpori. Pori-pori yang disebut ostium ini berfungsi sebagai jalan masuk air kedalam tubuh hewan porifera. Air dapat masuk ke dalam ostia karena digerakan oleh flagelaa. Air tersebut mengandung oksigen dan partikel-partikel makanan. Setiap ostium memiliki saluran yang menghubungkannya dengan rongga tubuh (spongosol). Pada ujung spongosol yang bebas terdapat lubang keluar yang disebut oskulum. Air yang mengandung karbon dioksida dan sisa-sisa pencernaan keluar melalui oskulum itu.
Tubuh porifera tersusun atas dua lapisan jaringan, yaitu lapisan epidermis yang pipih disebelah luar yang tersusun atas sel-sel pinakosit dan lapisan dalam yang tersusun atas sel-sel berflagel (sel-sel koanosit). Sel koanosit tersebut memiliki kemampuan mencerna makanan yang berupa plankton. Diantara kedua lapisan itu terdapat suatu bahan kental yang disebut mesoglea yang didalamnya terdapat sel-sel amubosit yang berfungsi mengedarkan makanan yang telah dicerna oleh sel-sel koanosit, dan sel-sel skleroblas yang berfungsi membentuk rangka berupa duri-duri (spikula).
Porifera merupakan satu-satunya filum hewan yang tidak memiliki sistem regulasi dan sistem koordinasi. Semua porifera hidup di air, terutama air laut. Umumnya mereka menempel pada substrata tau dasar perairan.
b.      Cara Reproduksi
Anggota filum porifera dapat berkembang biak dengan cara generative dan vegetative. Perkembang biakan secara seksual terjadi melalui persatuan sperma dan ovum. Ovum yang dibuahi akan menjadi zigot yang akan berkembang menjadi larva berflagela. Larva tersebut akan keluar melalui oskulum dan berenang menjauh, selanjutnya larva itu akan melekat pada tempat yang cocok dan tumbuh sebagi karang muda. Porifera juga termasuk hermafrodit.
Perkembang biakan aseksual dilakukan dengan cara membentuk kuncup atau tunas yang disebut gemmula. Gemmula dibentuk secara aseksual jika suhu air turun atau jika cadangan makanan menipis.
c.       Klasifikasi
Berdasarkan tipe rangka yang dimilikinya, anggota porifera dikelompokan menjadi tiga kelas, yaitu:
1)      Kelas Calcarea atau Calcipongae
Anggota kelas calcarea memiliki kerangka tubuh berupa spikula berbentuk jarum dari zat kapur, contohnya Schypa.




http://biophysics.sbg.ac.at/png/scans/calcarea.jpg
 







2)      Kelas Hexactinellida
Anggota kelas Hexactinellida memiliki kerangka tubuh spikula dari zat kersik. Spikulum hexactinellida berbentuk triakson, berupa tiga batang jarum yang saling tegak lurus sehingga menyerupai bangunan yang memiliki enam jari-jari. Contohny adalah karang gelas (Euplectella).
3)      Kelas Demospongia
Anggota kelas ini ada yang memiliki spikula dari zat kersik dan serabut sponging. Namun ada anggota Demospongia yang hanya memiliki spikula atau sponging. Bahkan ada yang tidak memiliki keduanya. Contoh anggota kelas ini adalah karang lubang (Euspongia), Haliclona, Panacea.


http://ts2.mm.bing.net/th?id=H.4560689131946049&pid=15.1
 








d.      Peran Porifera bagi Kehidupan
Pada umumnya, porifera tidak ada yang merugikan. Salah satu jenis porifera yang sudah dimanfaatkan adalah Spongia. Sp erangka sponsnya digunakan sebagai alat penggosok waktu mandi atau pada kaca. Selain itu porifera atau karang merupakan tempat berlindung dan mletakkan telur bagi hewan laut.


2.      Filum Coelenterata
a.      Cirri-ciri dan Struktur Tubuh
Coelenterata atau Cnidaria memiliki dua bentuk dasar, yaitu polip dan medusa. Tubuh polip berbentuk tabung dengan salah satu ujung tubuhnya melekat pada substrat dan ujung-ujung lainnya bebas. Sementara itu, tubuh medusa berbentuk seperti payung  yang terbuka dan dapat berenang bebas. Baik bentuk polip ataupun medusa, keduanya bersimetri radial dan dilengkapi tentakel-tentakel yang berfungsi untuk berenang dan menangkap mangsanya.
Didnding tubuh coelentrata terdiri atas dua lapis jaringan, yaitu lapisan luar dan lapisan dalam. Diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan semacam jeli yang dinamakan mesoglea. Bagian luar (ectoderm), terutama tentakel-tentakelnya mengandung sel-sel penyengat (knidoblas atau nematoblas). Pada tipa nematoblas terdapat nematosista, yaitu suatu alat penyengat yang jika disentuh akan menyengat dan menyuntikan racun ketubuh mangsa atau musuhnya.
b.      Cara Reproduksi
Coelentrata dapat berkembang biak secra seksual dan aseksual. Perkembangbiakan secara seksual dilakukan melalui pertemuan antara sperma dan ovum, sedangkan secara aseksual melalui pembentukan tunas atau kuncup, misalnya pada Hydra, atau membelah diri secara longitudinal , misalnya pada anemone laut.
Coelentrata juga dapat mengalami pergiliran keturunan, contohnya pada ubur-ubur kuping (Aurelia). Hewan tersebut memiliki jenis kelamin terpisah dan pembuahan berlangsung secara internal.
c.       Klasifikasi
Sebagian besar anggota filum Coelentrata hidup dilaut, meskipun beberapa spesies, seperti Hydra, hidup diair tawar. Berdasarkan bentuk dasar tubuhnya, filum Coelentrata dibagi menjadi tiga kelas, yaitu:
1)      Kelas Hydrozoa
Kelas ini memiliki bentuk polip yang lebih dominan dibandingkan bentuk medusanya, contohnya Hydra yang hidup di air tawar.
Sebagian besar anggota kelas Hydrozoa hidup membentuk koloni . contoh lain Hydozoa adalah ubur-ubur api atau ubur-ubur “prajurit portugis” (Physalia). Ubur-ubur tersebut memiliki nematosa yang menghasilkan racun yang sangat kuat.
http://ts1.mm.bing.net/th?id=H.4717773240992640&pid=15.1 







2)      Kelas Scyphozoa
Cirri utama kelas ini adalah bentuk tubuh medusa lebih dominan dari pada bentuk polipnya dan memiliki lapisan mesoglea yang tebal. Medusa tersebut dapat mengapung atau berenang bebas didalam air. Tentakel-tentakelnya mengandung knidoblas yang pada beberapa spesies dapat menyebabkan rasa sakit. Seluruh anggota Scyphozoa hidup dilaut, contohnya ubbur-ubur kuping (Aurelia).


http://ts2.mm.bing.net/th?id=H.5063840192463053&pid=15.1
 






3)      Kelas Anthozoa
Kelas ini memiliki spesies terbanyak, semua anggot kelas Anthozoa tidak meiliki bentuk medusa dan hanya ditemukan dilaut. Umumnya mereka membentuk koloni, meskipun ada yang hidup secara soliter. Contoh dari kelas Anthozoa adalah Anemon (Mawar) laut yang hidup soliter dan dan karang yang hidup berkoloni.


http://ts4.mm.bing.net/th?id=H.5009891117826863&pid=15.1
 





d.      Peran Coelentrata bagi Kehidupan
Anemone laut memiliki tentakel dengan warna-warna yang sangat menarik dan merupakan penyusun taman laut yang sangat indah. Coelentrata dari kelas Anthozoa, misalnya Tubipora, Meandrin, dan Acropora, merupakan pembentuk terumbu karang yang utama.

3.      Filum Platyhelminthes
Platyhelminthes berasal dari bahasa yunani, yaitu Platy= pipih dan helmint = cacing, jadi platyhelminthes adalah cacing pipih dan merupakan kelompok cacing yang paling sederhana.
a.      Cirri-ciri dan Struktur Tubuh
Cacing pipih memiliki ciri tubuh berbentuk pipih, memanjang, tidak bersegmen, bersimetri bilateral, dan tidak memiliki leher. Cacing pipih merupaka organism sederhana karena tidak memiliki rongga tubuh. Tubuh cacing pipih terdiri atas tiga lapisan, yaitu ectoderm, mesoderm, dan endoderm.
Sebagian besar cacing pipih memiliki mulut dan saluran pencernaan yang bercabang-cabang, tetapi tidak memiliki anus,. Sistem pencernaan hewan ini berupa sisitem gastrovaskuler, yaitu usus nya digunakan untuk mencerna makanan dan mengedarkan zat-zat makanan keseluruh tubuh . dengan demikian, cacing ini tidak memiliki sistem peredaraan darah sehingga transportasi oksigen dilakukan secara difusi melalui permukaan tubuhnya.
Cara berkembang biak cacing pipih dapat berlangsung secara aseksual melalui fragmentasi atau secara generative melalui pertemuan sperma dan sel telur. Sebagian besar cacing merupakan hewan hermafodit.
Sisitem saraf pada cacing pipih masih sederhana dan disebut sisitem saraf tangga tali. Dua jaringan saraf dikepala membentuk sekumpulan saraf yang berfungsi sebagai otak yang disebut ganglia.
b.      Klasifikasi
1)      Kelas Tubellaria
Kelas ini beranggotakan spesies cacing pipih yang memiliki silia pada sel-sel epidermisnya. Dengan silia tersebut, tubellaria dapat bergerak bebas di air tawar maupun air laut. Bahkan, ada yang hidup bebas ditanah lembap. Anggota tubellaria tidak ada yang hidup sebagai parasit, serta hewan ini memiliki daya generasi yang sangat tinggi.



http://ts3.mm.bing.net/th?id=H.5013108060717710&pid=15.1
 



2)      Kelas Trematoda
Sebagian besar anggota kelas Trematoda merupakan parasit yang hidup didalam usus, hati, paru-paru, dan darah inang, terutama manusia dan hewan ternak (sapi, domba, serta babi) . cirri khas trematoda adalah memiliki dua alat isap yang dilengkapi dengan gigi kitin, satu terletak di sekitar mulut dan satu lagi terletak dipermukaan ventral tubuhnya. Dengan adanya alat isp tersebut trematoda juga sering di sebut cacing isap. Contoh Trematoda yang paling terkenal adalah cacing hati ( Faciola hepatica).


http://ts1.mm.bing.net/th?id=H.4944079330411564&pid=15.1
 




3)      Kelas Cestoda
Kelas cestoda disebut juga cacing pita, kerena bentuk tubuhnya yang pipih dan panjang seperti pita. Panjang tubuhnya mencapai 9-10 m dan tersusun atas rangkaian segmen-segmen yang disebut proglotid. Proglotid yang terdepan adalah yang termuda dan terkecil, sedangkan proglotid yang paling belakang adalah yang tertua dan terbesar karena penuh berisi telur. Setiap proglotid merupakan unit yang berdiri sendiri dan mengandung reproduksi-reproduksi seksual jantan dan betina. Di bagian ujung anteriornya terdapat kepala yang membulat (skoleks). Kepala itu dilengkapi dengan kait (rostelum) ataupun alat pengisap (atau keduanya) untuk melekatkan diri dan untuk mengisap sari-sari makanan dari usus inang.
http://ts2.mm.bing.net/th?id=H.4565057101432709&pid=15.1Contoh cacing pita yang banyak menginfeksi manusia adalah cacing pita sapi (Taneia saginata) dan cacing pita babi (Taenia solium).



c.       Peran Platyhelminthes
Secara umum, anggota platyhelminthes kurang menguntungkan manusia karena sebagian besar merupakan parasit pada manusia dan hewan, namun dalam ekosistem platyhelminthes berperan sebagai penyusun rantai dan jarring-jaring makanan.

4.      Filum Nemathehelminthes
a.      Cirri-ciri dan Struktur Tubuh
Istilah Nemathehelminthes berasal dari bahasa yunani, yaitu nematos yang berarti benang dan helmint yang berarti cacing. Cacing kelompok ini memiliki tubuh berbentuk gilik sehingga sering disebut cacing gilik. Tubuhnya tidak bersegmen, bersimetri bilateral, dan memiliki tiga lapisan jaringan tubuh dengan rongga tubuh semu.
Nemathehelminthes memiliki saluran pencernaan yang lengkap, tetapi tidak bercabang. Nemathehelminthes belum memiliki alat respirasi sehingga pertukaran gas berlangsung dengan cara difusi melalui seluruh permukaan kulitnya.
Cacing ini bereproduksi dengan cara seksual dengan jenis kelamin terpisah. Anggota cacing gilik pada umumnya berkembang biak dengan cara bertelur, tetapi ada pula yang vivivar atau parthenogenesis.
b.      Klasifikasi
1)      Kelas Nematoda
Pada umumnya tubuh nematoda berbentuk fusiform atau filiform. Tubuh cacing jantan berukuran lebih kecil disbanding cacing betina dan dibagian ekornya terdapat spikula serta bursa berbentuk melengkung.
Anggota nemetoda ada yang hidup bebas dan ada yang hidup parasit. Nematoda parasit memiliki permukaan tubuh rata, licin dan halus. Contoh nematoda yang hidup parasit  pada manusia adalah Nectator americanus (cacing tambang), Ancylostoma duodenale (cacing tambang), Ascaris lumbricoides (cacing gelang) dan lain-lain. Sedangkan nematoda yang hidup bebas memiliki struktur tambahan sebagai modifikasi kutikula, seperti bulu-bulu yang kaku, spiral, bintil-bintil, dan sebagainya. Contoh nematoda yang hidup bebas adalah Dorylaimus sp., Paramermis contorta dan Chormadora sp.



http://ts2.mm.bing.net/th?id=H.4986152816739409&pid=15.1
 






2)      Kelas Nematomorpha
Tubuh nematomorpha berbentuk filiform, langsing memanjang menyerupai rambut sehingga sering di sebut cacing rambut. Nematorpha memiliki mulut yang terletak dibagian anterior atau ventral, nemathomorpha muda hidup sebagai parasit, sedangkan nematomorpha dewasa hidup bebas. Contoh nematomorpha adalah Gordius sp. Dan Nectonema sp.
c.       Peran Nemathehelminthes
Sebagian besar anggota Nemathehelmintes merupakan parasit dan penyebab penyakit pada manusia, hewan dan tumbuhan.

5.      Filum Annelida
a.      Cirri-ciri dan Struktur Tubuh
Istilah annelid berasal dari kata annulus yang berarti cincin kecil dan oidos yang berarti bentuk. Tubuh annelida bersimetri bilateral, panjang dan bersegmen-segmen. Segmen-segmen tersebut bersifat metameri dan dibagian dalam tubuh, antarsegmen dipisahkan oleh sekat (septa).
Annelid memiliki sistem pencernaan yang lengkap yang tersusun memanjang sesuai dengan sumbu tubuh. Pertukaran udara dilakukan melalui seluruh permukaan tubuhnya yang selalu lembap. Oksigen yang masuk kedalam tubuhnya diedarkan oleh darah melalui sistem peredaran darah tertutup. Fungsi ekskresi dan osmoregulasi dilakukan oleh pembuluh bersilia yang disebut nefridia yang ada di setipa segmen tubuhnya. Umumnya  anggota annelid merupakan hewan hermafrodit. Annelid hidup di air tawar, laut dan tanah lembap.



b.      Klasifikasi
1)      Kelas Polychaeta
Polychaeta disebut juga cacing berambut banyak. Tubuh polychaeta memiliki kepala yang jelas dengan sejumlah pasang parapodia pada setiap segmennya yang berfungsi sebagai alat gerak. Tubuhnya ditutupi oleh banyak setae. Umumnya polychaeta hidup di laut, contohnya kelabang laut (Nereis virens), cacing polalo (Eunice viridis), cacing wawo (Lysidice oele).


http://ts3.mm.bing.net/th?id=H.4756810179543350&pid=15.1
 





2)      Kelas Olygochaeta
Olygochaeta merupakan cacing berambut sedikit. Olygocharta tidak memiliki kepala yang jelas. Pada segmen ke-32 sampai ke-37 tubuhnya, terdapat struktur yang menyerupai pelana yang dinamakan kliteum yang berfungsi menghasilkan selubung pelindung telur-telur. Anggota kelas ini meliputi bermacam-macam cacing tanah.


http://ts1.mm.bing.net/th?id=H.4861306745325460&pid=15.1
 





3)      Kelas Hirudinea
http://ts1.mm.bing.net/th?id=H.4705468162375708&pid=15.1Pada tubuh anggota hirudinea tidak dijumpai setae. Kepalanya pun tidak jelas, hirudinea merupakan cacing penghisap darah pada vertebrata. Contoh yang paling dikenal adalah lintah (Hirudo medicinalis) dan pacet (Haemadipsa javanica). Tubuh keduanya memiliki dua alat penghisap, yaitu di ujung anterior dan ujung posterior.





c.       Peran Annelida
Meskipun ada anggota annelid yang merugikan, pada umumnya mereka menguntungkan manusia. Misalnya cacing tanah sebagai penggembur tanah pertanian, lintah berguna dalam pengobatan modern yang menghasilkan hirudin serta cacing wawo dan cacing polalo yang digunakan sebagai bahan makanan yang mengandung protein.

6.      Filum Mollusca
a.      Cirri-ciri dan Struktur Tubuh
Kata mollusca berasal dari bahasa latin molluscus, yang berarti lunak. Filum mollusca merupakan kelompok hewan bertubuh lunak, bersimetri bilateral, dan tidak bersegmen. Hampir semua Mollusca memiliki cangkang yang terbuat dari zat kapur untuk melindungi tubuhnya yang lunak. Organ-organ dalamnya dibungkus oleh mantel yang terbuat dari suatu jaringan khusus.
Pada tubuh mollusca terdapat alat-alat pencernaan yang terdiri atas mulut, kerongkongan yang pendek, lambung, usus, dan anus. Hampir semua anggota mollusca memiliki lidah parut didalam mulutnya. Hasil pencernaan makanan diedarkan melalui sistem peredaran darah terbuka, sedangkan sisa-sisa metabolism dikeluarkan oleh alat ekskresi yaitu nefridia.
Sebagian besar anggota mollusca hidup dilaut, tetapi ada yang hidup di air tawar dan didarat. Untuk berkembang biak , mollusca memiliki jenis kelamin yang terpisah, tetapi ada pula yang hermafrodit.
b.      Klasifikasi
1)      Kelas Amphineura
Semua anggota kelas amphineura hidup dilaut dan umumnya melekat pada dasr perairan. Hewan ini memiliki ciri tubuhnya berbentuk pipih memanjang, tidak berkepala, tidak memiliki tentakel, dan pada bagian punggungnya terdapat cangkang yang tersusun atas beberapa lempeng yang saling tumpang tindih seperti genting. Contohnya dalah Chiton.



2)      Kelas Scaphopoda
Kelas scaphopoda dikenal dengan nama siput gading atau siput gigi, anggota kelas ini juga dijumpai di laut. Cirri khasnya adalah memiliki cangkang yang berbentuk pipa atau silinder memanjang atau kerucut dan terbuka di kedua ujungnya. Individu dewasa hidup terbenam di bawah pasir. Contohnya Dentalium elephantinum.
3)      Kelas Cephalopoda
Dalam bahasa yunani, Cephalopoda berarti “kaki kepala”. Hal ini kerena anggota kelas ini memiliki kepala yang dilingkari oleh kaki-kaki yang termodifikasi menjadi tentakel-tentakel yang biasanya berjumlah 8 (pada gurita) atau 10 (pada cumi dan sotong) serta memiliki alat pengisap.
http://ts3.mm.bing.net/th?id=H.4765795257287186&pid=15.1Pada umumnya anggota cephalopoda tidak memiliki cangkang, kalupun ada, cangkang itu hanya berupa lempengan tipis yang berada didalam mantel, contohnya pada cumi-cumi (Loligo) dan sotong (Sepia). Cephalopoda umumnya memiliki sel-sel pembawa warna sehingga mampu mengubah warna tubuhnya. Umumnya juga memiliki kantong tinta. Contoh dari anggota kelas ini adalah gurita, cumi-cumi, sotong, dan Nautilus.





4)      Kelas Bivalvia
Mollusca akuatik ini memiliki dua buah atau setangkup cangkang untuk melindungi tubuhnya. Kedua cangkang dihubungkan oleh satu atau dua otot kuat yang dapat memegang cangkang itu sehingga dapat terbuka atau tertutup rapat. Dari luar kedalam, cangkang bivalvia tersusun atas beberapa lapisan, yaitu lapisan periostrakum yang keras, lapisan prismatic yang terbentuk dari Kristal-kristal kapur, dan lapisan nakre atau induk mutiara. Karena adanya lapisan nakre pada cangkangnya, beberapa jenis bivalvia dapat menghasilkan mutiara, contohnya Pinctada margaritifera dan Pinctada maxima.
Contoh kelas bivalvia lainnya yaitu kerang bulu (Anadora antiquata), remis laut (Mytilus edulis), dan tiram (Ostre cacullata).
http://ts4.mm.bing.net/th?id=H.4992560912662543&pid=15.1
5)      Kelas Gastropoda
Gastropoda berarti berkaki perut, karena hewan-hewan dalam kelas ini menggunakan perut yang berotot sebagai kakinya. Pada kakinya terdapat sel-sel kelenjar yang menyekresi lendir untuk melumasi jalan yang akan dilewatinya. Kebanyakan, gastropoda memiliki cangkang berbentuk kerucut yang biasanya berulir kanan. Di dalam cangkang terdapat organ-organ dalam yang berulir mengikuti bentuk cangkang. Pada tubuh gastropoda ditemukan kepala dan tentakel. Di ujung atau didasar tentakel terdapat mata.
Gastropoda dapat dijimpai di laut, air tawar, ataupun di darat. Beberapa contoh anggota kelas Gastropoda adalah bekicot (Achatina fulica), siput kebun (Helix sp.), siput air (Limnaea sp).
c.       Peran Mollusca
Sebagian besar anggota mollusca menguntungkan manusia, misalnya kerang, cumi-cumi, sotong, tiram dan remis merupakan bahan makanan yang berprotein. Dan beberapa jenis tiring yang menghasilkan mutiara
Akan tetapi ada juga yang merugika seperti kerang bulu merupakan pembawa bakteri penyebab tifus, bekicot sering memakan tanaman perkebunan dan sebagainya.

7.      Filum Arthropoda
a.      Cirri-ciri dan struktur tubuh
Hewan-hewan yang termasuk filum arthropoda memiliki cirri utama kaki yang beruas-ruas atau berbuku-buku. Tubuh arthropoda bersimetri bilateral dan umumnya dapat dibedakan menjadi kepala, dada, dan perut. Tubuh arthropoda dilindungi oleh rangka luar keras yang terbuat dari bahan kitin yang kuat. Selama masa pertumbuhannya, umumnya arthropoda mengalami perubahan bentuk (metamorfosis) dan pergantian rangka luar (ekdisis).
Arthropoda memiliki habitat dilaut, air tawar, dan di darat; hidup bebas atau sebagai parasit. Sistem pencernaan arthropoda sudah lengkap, hasil pernapasan dan hasil pencernaan diedarkan oleh sistem peredaran darah terbuka. Alat ekskresinya berupa pembuluh Malpighi atau kelenjar hijau, reproduksi arthropoda terjaddi secara seksual yaitu dengan pembuahan ovum oleh sperme. Namun, beberapa jenis serangga dapat bereproduksi dengan parthenogenesis.
b.      Klasifikasi
1)      Kelas Arachnida (Labah-Labah)
Sebutan arachnida berasal dari bahasa latin, arachne yang berarti labah-labah. Cirri umum kelas ini adalah tubuh terbagi atas begian kepala-dada yang menjadi satu, dan perut yang lunak serta tidak bersegmen. Pada sisi ventral sefalotoraks terdapat empat pasang kaki yang dilengkapi dua buah cakar bergerigi, sedangkan ujung depan sefalotoraks terdapat dua pasang mulut.
Sebagian besar arachnida hidup didarat dan umumnya bernapas dengan dua buah paru-paru buku. Pada arachnida tertentu , yaitu labah-labah, di ujung abdomen terdapat dua buah spinneret, yaitu organ pembuat sarang dan pembentuk kokon untuk melindungi telur yang sudah dibuahi. Contoh anggota kelas ini adalah kalajengking (Thelyphonus), labah-labah rumah (Theridion tepidariorum), tungau (Dermatophogides).
http://ts2.mm.bing.net/th?id=H.4557124288250233&pid=15.1
2)      Kelas Crustacea
Kelas crustacea memiliki anggota hewan-hewan berkulit atau bercangkang keras. Ciri khusus crustacea adalah tubuhnya terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu sefalotoraks dan abdomen. Bagian luar tubuhnya dilindungi oleh eksoskleton yang terbuat dari bahan kitin.
Pada csetiap ruas tubuh crustacean terdapat sepasang kaki dengan jumlah yang berbeda untuk setiap jenisnya. Crustacea umumnya memiliki dua pasang antenna, panjang dan pendek. Sepasang antenna yang pendek disebut antennula, sedangkan yang panjang disebut antenna. Crustacea memiliki alat keseimbangan yang dinamakan statosit. Alat tersebut berupa kantong berdinding kitin yang terletak pada ruas dasar antennula. Contoh anggota crustacea antara lain udang sungai besar (Astacus), kepiting (Cancer pagurus) dan teritip (Semibalanus).
http://ts2.mm.bing.net/th?id=H.4798509998802485&pid=15.1
3)      Kelas Myriapoda
Anggota kelas ini memiliki tubuh yang tersusun atas banyak ruas, yaitu antara 10 hingga 200 ruas yang sama besar dan bentuknya. Pada setiap ruas terdapat sepasang kaki sehingga myriapoda juga memiliki kaki yang sangat banyak. Ruas tubuh pertama adalah kepala yang dilengkapi sepasang antenna sebagai indra peraba dan sepasang mata. Di bawah kepalanya terdapat rahang dan alat mulut tambahan. Contoh anggota kelas myriapoda adalah kelabang (Scolopendra), luing (Spirobolus), dan kaki seribu (Iulus).
http://ts3.mm.bing.net/th?id=H.4644213322547546&pid=15.1
4)      Kelas Insecta
Cirri-ciri umum insecta adalah tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, dada dan perut. Bagian luar tubuhnya dilindungi oleh eksoskleton yang keras karena selain mengandung sklerotin, protein, dan kadang-kadang garam kalsium. Bagian kepala insecta terdiri atas enam ruas/segmen yang menjadi satu dan dilengkapi dengan sepasang antenna, mata tunggal, mata majemuk dan alat-alat mulut.
Dalam proses pertumbuhan, sebagian serangga mengalami metamorphosis. Ada dua macam metemorfosis yaitu metamorphosis sempurna yang di alami oleh kupu-kupu (Rhopalocera), lalat (Musca domestica), dan nyamuk (Culex, Anopheles dan Aedes) dan metamorphosis tak sempurna yang dialami oleh jangkrik, belalang (Chorthippus dan Locusta), serta kecoak (Periplaneta).
http://ts2.mm.bing.net/th?id=H.4812399942436445&pid=15.1
c.       Peran Arthropoda
Beberapa jenis arthropoda  merupakan parasit dan penyebab penyakit pada manusia dan mamalia, seperti caplak menyebabkan penyakit kudis dan tungu debu yang menimbulkan alergi.
Selain merugikan ada juga arthropoda yang menguntungkan seperti anggota kelas crustacea yaitu sebagai sumber makanan yang berprotein seperti udang, lobster, kepiting dan rajungan.

8.      Filum Echinodermata
a.      Cirri-ciri dan struktur tubuh
Echinodermata disebut juga hewan berkulit duri, sesuai dengan namanya kelompok hewan ini memiliki eksoskleton dari zat kapur dengan tonjolan berupa duri-duri yang keras. Echinodermata dewasa bersimetri radial, tetapi larvanya bersimetri bilateral.
Ciri khas filum ini adalah adanya sistem saluran air semacam pompa hidrolik yang disebut sistem amburakal. Sistem ini digunakan untuk menggerakkan suatu saluran air yang dinamakan kaki tabung yang berfungsi untuk berpindah tempat, berpegangan pada batu-batu, dan untuk menangkap mangsa. Di ujung setiap kaki tabung terdapat suatu kuncup penghisap. Sistem amburakal tersebut juga berperan dalam sistem peredaran.
Pada filum ini sudah terdapat sistem pencernaan yang lengkap, walaupun ada beberapa jenis yang tidak memiliki anus. Echinodermata bernapas dengan menggunakan insang kulit yang sesungguhnya merupakan tonjolan dinding rongga tubuh yang tipis sehingga memungkinkan terjadinya difusi gas.


b.      Klasifikasi
1)      Kelas Asteroida
Anggota kelas ini memiliki bentuntuk dewasa yang khas, yaitu berlengan lima seperti bintang sehingga sering disebut bintang laut. Organ-organ dalamnya bercabang keseluruh lengan. Pada kulitnya yang berduri terdapat suatu struktur modifikasi duri berbentuk seperti gunting atau catut yang dinamakan pediselaria. Pediselaria itu berfungsi melindungi insang kulit dan membersihkan permukaannya dari unsur-unsur luar.
Beberapa jenis bintang laut memiliki autotomi, contoh anggota kelas ini adalah bintang laut biru (Linkia laevigata), Asterias, dan bintang laut matahari (Solaster).
http://ts3.mm.bing.net/th?id=H.5050723386983582&pid=15.1
2)      Kelas Ophiurodea
Anggota kelas ini juga memiliki bentuk seperti bintang, tetapi lengannya sangat panjang dan sangat ramping sehingga jika bergerak menyerupai ular. Sehingga sering dinamakan bintang ular. Lengan-lengan tersebut sangat luntur dan mudah putus tetapi jika putus lengan tersebut dapat tumbuh kembali.
Bintang ular menggunakan lengan-lengannya untuk berenang dan bergerak secara menyentak. Alat-alat dalamnya tidak bercabang menuju kelima lengannya serta tubuhnya tidak mempunyai anus. Contoh anggota kelas ini adalah Ophipholis aculeafa dan Ophiura ophiura.


http://ts4.mm.bing.net/th?id=H.4794047563236691&pid=15.1
 





3)      Kelas Crinoidea
Crinoidea merupakan hewan laut yang bentuknya seperti bunga lili dengan warna yang memikat sehingga sering disebut lilia laut. Kelas ini merupakan kelas yang paling primitif, tubuhnya berbentuk piala yang disebut kelopak, dengan atu btanpa tangkai. Pada kelopak itu terdapat lima lengan yang fleksibel, sama halnya dengan bintang laut, jika lengannya putus maka akan tumbuh lengan baru.
Alat mulit crinoidea terletak dipermukaan atas kelopak atau mengarah ke atas, dan crinoidea yang tidak bertangkai dapat bergerak bebas dan berpindah tempat. Contoh anggota kelas ini adalah Antedon sp., Holopus sp., dan Bathycrinus sp.
4)      Kelas Echinoidea
Anggota kelas ini dikenal dengan nama bulu babi atau landak laut. Umumnya tubuh bulu babi berbentuk bulat mirip bantal jarum. Permukaan tubuhnya diliputi duri yang sangat banyak, keras, dan dapat bergerak. Di antara duri-durinya yang panjang terdapat lima deret kaki tabung yang pendek.
Mulut echinoidea terletak dibawah dan memiliki gigi-gigi yang tajam. Hewan ini hidup diperairan dangkal dekat pantai berkarang. Contoh anggota kelas ini adalah Diadema saxatile, Echinothrix sp., dan Echinus.


http://ts2.mm.bing.net/th?id=H.5011798083241057&pid=15.1
 




5)      Kelas Holothuroidea
Anggota kelas ini memiliki bentuk tubuh memanjang seperti mentimun sehingga sering disebut mentimun laut atau teripang. Tubuh teripang tidak memiliki lengan dan pada salah satu ujung tubuhnya terdapat mulut yang yang dikelilingi sekitar 10-30 tentakel untuk menangkap mangsanya. Pada ujung tubuh lain terdapat anus, kulitnya keras dan berotot.
http://ts4.mm.bing.net/th?id=H.4892088764793091&pid=15.1Jika terganggu oleh oleh musuh atau predator, teripang mengeluarkan atau memuntahkan organ-organ dalamnya untuk mempertahankan diri, organ-organ yang hilang itu dapat tumbuh kembali secara lengkap sehingga teripang dikatan memiliki daya regenerasi yang tinggi. Contoh anggota kelas ini antara lain teripang hitam (Holothuria atra), Synapta sp., dan Thyone sp.



c.       Peran Echinodermata
Echinodermata umumnya menguntung kan manusia, contohnya telur landak laut yang dijadikan makanan oleh orang-orang dinegara laut tengah. Teripang juga digunakan sebagai bahan makanan dan sebagainya.

B.     STRUKTUR DAN ORGANISASI HEWAN TINGKAT TINGGI
Hewan tingkat tinggi pada umumnya sudah maju dan mempunyai tulang belakang atau biasa disebut dengan vertebrata. Hewan tingkat rendah berada pada satu filum, yaitu filum Chordata, berikut rinciannya.
1.      Filum Chordata
a.      Cirri-ciri dan Struktur Tubuh
Chordata merupakan filum yang paling maju di antara filum yang lainnya. Ciri utama filum ini adalah adanya dorsa kordalis atau notokord atau tali punggung, terutama pada fase embrio. Pada hewan-hewan tertentu, korda dorsalis tetap ada dari fase embrio sampai dengan fase dewasa. Sementara itu pada hewan-hewan lain, korda dorsalis tersebut hanya dijumpai pada fase embrio. Pada saat dewasa, korda dorsalis tidak dimiliki lagi dan digantikan oleh tulang belakang.
Ciri kedua adalah memiliki batang saraf dorsal yang terletak disebelah dorsal korda dorsalis. Pada vertebrata, batang saraf itu dilindungi oleh vertebrae. Ujung anterior batang saraf akan membentuk otak. Sementara itu, ciri ketiga adalah memiliki celah ingsang, terutama pada fase embrio. Memiliki ekor di belakang anus merupakan ciri yang keempat, dan cirri yang ke lima adalah memiliki sistem peredaran darah.
b.      Klasifikasi
Ada empat subfilum yang termasuk filum chordate
1)      Hemichordata
Hemichordate merupakan hewan semi cordata, contohnya cacing acorn;
2)      Urochordata
Chordate yang memiliki ekor, contohnya, Tunica yang bentuknya mirip hewan spons.
3)      Chepalochordata
Contohnya ikan lanset (Amphioxus lancelotus)
4)      Vertebrata
Subfilum vertebrata merupakan hewan yang dapat dengan mudah kita lihat sehari-hari. Anggota vertebrata dibagi menjadi tiga kelas ikan atau superkelas pisces dan empat kelas vertebrata darat atau superkelas tetrapoda.
1.      Superkelas Pisces
Berdasarkan ada tidaknya rahang dan jenis tulang penyusun tubuhnya, superkelas pisces dibagi menjadi tiga kelas.
a)      Kelas Aghanata
Aghanata merupakan anggota vertebrata yang paling primitive. Namanya berasal dari bahasa yunani, yaitu a = tanpa dan ghantos = rahang. Aghanata merupakan ikan seperti belut yang bermulut melingkar, tetapi tidak memiliki rahang. Ikan tersebut dapat mencapai panjang 1 m. tubuhnya disokong oleh rangka kartilago. Kulitnya yang lembut tidak memiliki sisik. Karena tidak memiliki sirip berpasangan, aghanata bergerak dengan gerakan andulasi.
Contoh anggota aghanata adalah ikan lamprey air tawar (Lampreta sp. dan Etosphenus japonicus).
http://ts2.mm.bing.net/th?id=H.5063573931033341&pid=15.1
b)     Kelas Chondrichthyes
anggota kelas ini memiliki rangka yang tersusun atas tulang rawan dengan sedikit penulangan. Kulitnya terbuat dari ribuan susunan struktur seperti gigi yang dikenal sebagai sisik plakoid. Mulutnya terdapat disebelah ventral kepala yang dilengkapi dkelas engan gigi-gigi yang tajam. Jikasalah satu gigi rusak, gigi itu akan tanggal dan gigi berikut dibelakangnya bergeser ke depan untuk menggantikannya.
http://ts2.mm.bing.net/th?id=H.4565048513135441&pid=15.1Umumnya chondrichthyes hidup dilaut. Insangnya berupa 5-7 pasang celah insang tanpa operculum. Contoh anggota kelas ini adalah hiu anjing tutul (Scyliorhinus sp.), hiu gergaji (Pristis perrottei), dan ikan pari hantu (Manta birostris).


c)      Kelas Osteichthyes
Osteichthyes merupakan kelompok ikan bertulang sejati. Mulutnya terletak di ujung kepala dan insang tertutup oleh operculum. Ikan-ikan yang hidup di tempat berlumpur, contohnya ikan lele (Claris batrachus), memiliki organ pernapasan tambahan dekat insangnya yang dinamakan labirin.
Sebagian besar Osteichthyes memiliki dua pasang sirip dan ekornya bertipe difiserkal. Contoh anggota kelas ini adalah ikan gabus (Ophiocephalus striatus), ikan mas (Cyprinus carpio) dan ikan belut (Monopterus albus).
http://ts4.mm.bing.net/th?id=H.4891418768901331&pid=15.1
2.      Superkelas Tetrapoda
Anggota superkelas tetrapoda adalah vertebrata darat yang umumnya berkeki empat. Ada empat kelas yang termasuk superkelas ini yaitu.
a)      Kelas Amphibia
Istilah amphibia berasal dari kata amphi yang berate dua, rangkap dan bios yang berarti kehidupan. Hal itu disebabkan karena anggota kelas ini hidup dengan dua bentuk kehidupan, mula-mula di air tawar kemudian dilanjutkan didarat.
Amphibia mudah dikenali melalui kulitnya yang licin, lembut dan lembab. Kulit yang lembab itu digunakan sebagai alat pernafasan tambahan. Pada saat fase larva, mereka bernafas dengan insang. Setelah dewasa sebagian besar amphibian bernafas dengan paru-paru dan kulit. Jantungnya beruang tiga, terdiri atas dua serambi dan satu bilik.
Kelas amphibian di bagi menjadi tiga ordo, yaitu Anura contohnya yaitu katak (Rana sp.), Urodela contohnya kodok (Bufo sp.) dan Apoda contohnya salamander (salamandra sp.) .

http://ts1.mm.bing.net/th?id=H.4996937504195280&pid=15.1
b)     Kelas Reptilia
Istilah reptilian berasal dari bahasa latin, repere yang berarti merayap. Hampir semua reptilian hidup didarat. Kulit tubuhnya ditutupi oleh kulit bersisik yang kering dan impermeable. Umumn ya mereka mempunyai empat kaki kecuali ular kakinya mereduksi atau tidak ada sama sekali. Baik hewan muda ataupun dewasa bernafas dengan paru-paru. Jantungnya memiliki dua serambi dan dua bilik, tetapi sekat diantara dua biliknya belum sempurna sehingga darah yang kaya karbon dioksida bercampur dengan darah yang kaya oksigen.reptilia termasuk hewan berdarah dingin. Contoh anggota kelas ini adalah kadal, kura-kura, buaya, bunglon, komodo dan ular.
http://ts1.mm.bing.net/th?id=H.4589096010646152&pid=15.1
c)      Kelas Aves
Dalam bahasa latin, aves berarti burung. Tubuh burung diselumuti bulu-bulu, akan tetapi masih memiliki sisa-sisa sisik yang terdapat pada bagian kaki dan kuku. Selain sebagai pelindung tubuh terhadap cuaca yang tidak cocok, bulu yang kedap air itu juga berfungsi untuk terbang.
Burung merupakan vertebrata homoioterm, artinya suhu tubuh burung selalu konstan dan tidak dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Didalam tubuh burung terdapat pundi-pundi udara.
http://ts2.mm.bing.net/th?id=H.4725250793408289&pid=15.1Fertilisasi burung terjadi secara internal, dan telur-telurnya dilindungi oleh cangkang yang keras. Berdasarkan kemampuan terbangnya, kelas aves dibagi menjadi dua superordo, yaitu palaeognathae yang merupakan kelompok burung yang tidak dapat terbang. Contohnya burung unta (Struthio coturnix), burung kiwi yang merupakan kelompok burung yang dapat terbang, contohnya burung hantu (Bubo sp.) dan burung merpati (Columba livia).





d)     Kelas Mamalia
Cirri khas kelas mamalia adalah memiliki rambut yang menutupi seluruh tubuhnya. Didalam rongga tubuhnya terdapat otot diafragma yang memisahkan rongga dada dengan rongga perut. Semua mamalia bernafas menggunakan paru-paru. Kata mamalia berasal dari kata mammae yang berarti payudara. Hal itu disebabkan mamalia betina memiliki kelenjar susu sebagai penghasil air susu yang diberikan kepada anak-anak mereka sebagai minuman pertama setelah lahir. Kelas mamalia dibagi menjadi tiga subkelas yaitu monotremata, marsupialia, dan eutheria.
Subkelas monotremata merupakan satu-satunya mamalia yang memiliki ciri-ciri mirip dengan reptilian, yaitu dalam kebiasaannya bertelur dan hal rangka tubuh. Monotremata juga merupakan mamalia yang tidak memiliki daun telinga dan gigi, tetapi memiliki kloaka. Contoh anggota monotremata adalah platypus (Ornitohorhynchus anatinus) dan landak semut (Tachyglossus sp.).
Subkelas marsupialia merupakan kelompok hewan-hewan berkantong. Semua bayi marsupialia lahir dalam tahap immature dan berpindah kekantong pada tubuh induk. Kelompok ini merupakan mamalia yang tidak berplasenta. Contoh anggota kelas ini adalah marsupialia dan kanguru (Megaleia dan Marcropus), walabi (Wallabia) dan koala (Phascolarctos).
Subkelas Eutheria merupakan mamalia sejati, perkembangan janinnya berlangsung didalam uterus yang dilengkapi dengan korion dan plasenta. Contoh anggota kelas ini adalah tikus rumah (Rattus rattus), harimau (Felis trigis) dan manusia (Homo sapien).








http://ts2.mm.bing.net/th?id=H.4924992481198621&pid=15.1

http://ts3.mm.bing.net/th?id=H.4636400779854882&pid=15.1

http://ts3.mm.bing.net/th?id=H.4581455278835494&pid=15.1

 









KESIMPULAN

Hewan merupakan kelompok organisme yang diklasifikasikan dalam kerajaan Animalia atau metazoan. Hewan diklasifikasikan menjadi dua yaitu hewan tingkat rendah dan hewan tingkat tinggi. Hewan tingkat tinggi terdiri dari delapan filum yaitu filum porifera, coelenterata, platyhelminthes, nemathehelminthes, annelid, arthropoda, mollusca, dan echinodermata. Sedangkan hewan tingkat tinggi terdiri dari satu filum yaitu filum chordata yang terbagi menjadi empat subfilum yaitu hemichordat, urochordata, cephalocordata dan vertebrata. Vertebrata merupakan hewan yang mempunyai tulang belakang yang terdiri dari kelas pisces, amphibia, reptilia, aves, dan mamalia.





















DAFTAR PUSTAKA

Campbell, Neil A., dkk. 2000. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Pujiyanto, Sri. 2008. Dunia Biologi. Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri.
Pratiwi, dkk. 2007. Biologi SMA. Jakarta: Erlangga.
http://www.strukturorganisasihewan.com/read/detail1826070/http://www.strukturorganisasihewan.com/read/detail1826070

Tidak ada komentar:

Posting Komentar