MAKALAH BIOLOGI
STRUKTUR DAN ORGANISASI HEWAN
![]() |
FITRI ASTRIA WATI (12222038)
DOSEN PEMBIMBING : FITRATUL AINI
JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
IAIN RADEN FATAH PALEMBANG
TAHUN AJARAN 2012
KATA PENGANTAR
Puji
dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat-Nya kami dapat
menyelesaikan makalah biologi mengenai struktur
dan organisasi hewan. Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah membantu dan berperan dalam pembuatan makalah ini.
Makalah
ini memaparkan mengenai struktur dan organisasi hewan yang didalmnya terdapat
penjelasan-penjelasan singkat mengenai hewan serta klasifikasinya, memuat
informasi serta ciri-ciri khusus pada hewan tertentu yang bertujuan agar para
pembaca dapat memhami dan mengenali hewan serta klasifikasinya.
Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk
pemenuhan tugas kuliah biologi umum. Dan kami, tim penulis mengharapkan semoga
makalah ini dapat berguna bagi para pembaca, khususnya bagi mahasiswa
biologi.Kami menyadari pada makalah ini masih banyak kekurangan, oleh karena
itu kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari para pembaca demi
penyempurnaan makalah ini. Akhirnya, semoga makalah ini dapat turut andil dalam
menambah wawasan generasi muda bangsa.
Palembang, oktober 2012
Tim penyusun
PEMBAHASAN
STRUKTUR DAN ORGANISASI HEWAN
Hewan
atau disebut juga dengan binatang
merupakan kelompok organisme yang diklasifikasikan
dalam kerajaan Animalia atau metazoa. Hewan
dalam pengertian sistematika modern mencakup hanya
kelompok bersel banyak (multiselular) dan
terorganisasi dalam fungsi-fungsi yang berbeda (jaringan), sehingga kelompok
ini disebut juga histozoa.
Berbeda dengan sel-sel tumbuhan, sel-sel
hewan tidak memiliki dinding sel dan pigmen-pigmen fotosintetik, misalnya
klorofil, sehingga tidak ada hewan yang tidak dapat melakukan fotosintesis
untuk membentuk makanannya. Oleh karena itu, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya,
hewan mendapatkan makanan dari organism lain, yaitu tumbuhan dan hewan lain.
Hampir semua hewan memiliki sistem saraf dan
indra untuk mengordinasikan hewan bereproduksi secara seksual dengan cara
membentuk gamet jantan haploid dan gamet betina haploid. Selain secara seksual,
beberapa jenis hewan juga melakukan reproduksi secara aseksual, misalnya dengan
membentuk tunas atau fragmentasi. Organisasi hewan di bagi atas hewan tingkat
rendah dan hewan tingkat tinggi, berikut penjelasannya.
A.
STRUKTUR
DAN ORGANISASI HEWAN TINGKAT RENDAH
Hewan
tingkat rendah pada umumnya tidak mempunyai tulang belakang atau biasa disebut
dengan avertebrata. Hewan tingkat rendah dibagi menjadi delapan filum, berikut
rinciannya.
1.
Filum
Porifera
a.
Ciri-ciri
dan Struktur Tubuh
Istilah
porifera berasal dari bahasa latin, yaitu porus
yang artinya lubang kecil dan ferre
yang berarti membawa, sehingga prifera disebut hewan berpori. Pori-pori yang
disebut ostium ini berfungsi sebagai jalan masuk air kedalam tubuh hewan
porifera. Air dapat masuk ke dalam ostia karena digerakan oleh flagelaa. Air
tersebut mengandung oksigen dan partikel-partikel makanan. Setiap ostium
memiliki saluran yang menghubungkannya dengan rongga tubuh (spongosol). Pada
ujung spongosol yang bebas terdapat lubang keluar yang disebut oskulum. Air
yang mengandung karbon dioksida dan sisa-sisa pencernaan keluar melalui oskulum
itu.
Tubuh
porifera tersusun atas dua lapisan jaringan, yaitu lapisan epidermis yang pipih
disebelah luar yang tersusun atas sel-sel pinakosit dan lapisan dalam yang
tersusun atas sel-sel berflagel (sel-sel koanosit). Sel koanosit tersebut
memiliki kemampuan mencerna makanan yang berupa plankton. Diantara kedua
lapisan itu terdapat suatu bahan kental yang disebut mesoglea yang didalamnya
terdapat sel-sel amubosit yang berfungsi mengedarkan makanan yang telah dicerna
oleh sel-sel koanosit, dan sel-sel skleroblas yang berfungsi membentuk rangka berupa
duri-duri (spikula).
Porifera
merupakan satu-satunya filum hewan yang tidak memiliki sistem regulasi dan
sistem koordinasi. Semua porifera hidup di air, terutama air laut. Umumnya
mereka menempel pada substrata tau dasar perairan.
b.
Cara
Reproduksi
Anggota
filum porifera dapat berkembang biak dengan cara generative dan vegetative.
Perkembang biakan secara seksual terjadi melalui persatuan sperma dan ovum.
Ovum yang dibuahi akan menjadi zigot yang akan berkembang menjadi larva
berflagela. Larva tersebut akan keluar melalui oskulum dan berenang menjauh,
selanjutnya larva itu akan melekat pada tempat yang cocok dan tumbuh sebagi
karang muda. Porifera juga termasuk hermafrodit.
Perkembang
biakan aseksual dilakukan dengan cara membentuk kuncup atau tunas yang disebut
gemmula. Gemmula dibentuk secara aseksual jika suhu air turun atau jika
cadangan makanan menipis.
c.
Klasifikasi
Berdasarkan
tipe rangka yang dimilikinya, anggota porifera dikelompokan menjadi tiga kelas,
yaitu:
1)
Kelas
Calcarea atau Calcipongae
Anggota
kelas calcarea memiliki kerangka tubuh berupa spikula berbentuk jarum dari zat
kapur, contohnya Schypa.
![]() |
2)
Kelas
Hexactinellida
Anggota
kelas Hexactinellida memiliki kerangka tubuh spikula dari zat kersik. Spikulum
hexactinellida berbentuk triakson, berupa tiga batang jarum yang saling tegak
lurus sehingga menyerupai bangunan yang memiliki enam jari-jari. Contohny
adalah karang gelas (Euplectella).
3)
Kelas
Demospongia
Anggota
kelas ini ada yang memiliki spikula dari zat kersik dan serabut sponging. Namun
ada anggota Demospongia yang hanya memiliki spikula atau sponging. Bahkan ada
yang tidak memiliki keduanya. Contoh anggota kelas ini adalah karang lubang (Euspongia), Haliclona, Panacea.
![]() |
d.
Peran
Porifera bagi Kehidupan
Pada
umumnya, porifera tidak ada yang merugikan. Salah satu jenis porifera yang
sudah dimanfaatkan adalah Spongia. Sp erangka
sponsnya digunakan sebagai alat penggosok waktu mandi atau pada kaca. Selain
itu porifera atau karang merupakan tempat berlindung dan mletakkan telur bagi
hewan laut.
2.
Filum
Coelenterata
a.
Cirri-ciri
dan Struktur Tubuh
Coelenterata
atau Cnidaria memiliki dua bentuk dasar, yaitu polip dan medusa. Tubuh polip
berbentuk tabung dengan salah satu ujung tubuhnya melekat pada substrat dan
ujung-ujung lainnya bebas. Sementara itu, tubuh medusa berbentuk seperti
payung yang terbuka dan dapat berenang
bebas. Baik bentuk polip ataupun medusa, keduanya bersimetri radial dan dilengkapi
tentakel-tentakel yang berfungsi untuk berenang dan menangkap mangsanya.
Didnding
tubuh coelentrata terdiri atas dua lapis jaringan, yaitu lapisan luar dan
lapisan dalam. Diantara kedua lapisan tersebut terdapat lapisan semacam jeli
yang dinamakan mesoglea. Bagian luar (ectoderm), terutama tentakel-tentakelnya
mengandung sel-sel penyengat (knidoblas atau nematoblas). Pada tipa nematoblas
terdapat nematosista, yaitu suatu alat penyengat yang jika disentuh akan
menyengat dan menyuntikan racun ketubuh mangsa atau musuhnya.
b.
Cara
Reproduksi
Coelentrata
dapat berkembang biak secra seksual dan aseksual. Perkembangbiakan secara
seksual dilakukan melalui pertemuan antara sperma dan ovum, sedangkan secara
aseksual melalui pembentukan tunas atau kuncup, misalnya pada Hydra, atau membelah diri secara
longitudinal , misalnya pada anemone laut.
Coelentrata
juga dapat mengalami pergiliran keturunan, contohnya pada ubur-ubur kuping (Aurelia). Hewan tersebut memiliki jenis
kelamin terpisah dan pembuahan berlangsung secara internal.
c.
Klasifikasi
Sebagian
besar anggota filum Coelentrata hidup dilaut, meskipun beberapa spesies,
seperti Hydra, hidup diair tawar.
Berdasarkan bentuk dasar tubuhnya, filum Coelentrata dibagi menjadi tiga kelas,
yaitu:
1)
Kelas
Hydrozoa
Kelas
ini memiliki bentuk polip yang lebih dominan dibandingkan bentuk medusanya,
contohnya Hydra yang hidup di air
tawar.
Sebagian
besar anggota kelas Hydrozoa hidup membentuk koloni . contoh lain Hydozoa
adalah ubur-ubur api atau ubur-ubur “prajurit portugis” (Physalia). Ubur-ubur tersebut memiliki nematosa yang menghasilkan
racun yang sangat kuat.

2)
Kelas
Scyphozoa
Cirri
utama kelas ini adalah bentuk tubuh medusa lebih dominan dari pada bentuk
polipnya dan memiliki lapisan mesoglea yang tebal. Medusa tersebut dapat
mengapung atau berenang bebas didalam air. Tentakel-tentakelnya mengandung
knidoblas yang pada beberapa spesies dapat menyebabkan rasa sakit. Seluruh
anggota Scyphozoa hidup dilaut, contohnya ubbur-ubur kuping (Aurelia).
![]() |
3)
Kelas
Anthozoa
Kelas
ini memiliki spesies terbanyak, semua anggot kelas Anthozoa tidak meiliki
bentuk medusa dan hanya ditemukan dilaut. Umumnya mereka membentuk koloni,
meskipun ada yang hidup secara soliter. Contoh dari kelas Anthozoa adalah
Anemon (Mawar) laut yang hidup soliter dan dan karang yang hidup berkoloni.
![]() |
d.
Peran
Coelentrata bagi Kehidupan
Anemone
laut memiliki tentakel dengan warna-warna yang sangat menarik dan merupakan
penyusun taman laut yang sangat indah. Coelentrata dari kelas Anthozoa,
misalnya Tubipora, Meandrin, dan
Acropora, merupakan pembentuk terumbu karang yang utama.
3.
Filum
Platyhelminthes
Platyhelminthes
berasal dari bahasa yunani, yaitu Platy=
pipih dan helmint = cacing, jadi
platyhelminthes adalah cacing pipih dan merupakan kelompok cacing yang paling
sederhana.
a.
Cirri-ciri
dan Struktur Tubuh
Cacing
pipih memiliki ciri tubuh berbentuk pipih, memanjang, tidak bersegmen,
bersimetri bilateral, dan tidak memiliki leher. Cacing pipih merupaka organism
sederhana karena tidak memiliki rongga tubuh. Tubuh cacing pipih terdiri atas
tiga lapisan, yaitu ectoderm, mesoderm, dan endoderm.
Sebagian
besar cacing pipih memiliki mulut dan saluran pencernaan yang bercabang-cabang,
tetapi tidak memiliki anus,. Sistem pencernaan hewan ini berupa sisitem
gastrovaskuler, yaitu usus nya digunakan untuk mencerna makanan dan mengedarkan
zat-zat makanan keseluruh tubuh . dengan demikian, cacing ini tidak memiliki
sistem peredaraan darah sehingga transportasi oksigen dilakukan secara difusi
melalui permukaan tubuhnya.
Cara
berkembang biak cacing pipih dapat berlangsung secara aseksual melalui
fragmentasi atau secara generative melalui pertemuan sperma dan sel telur.
Sebagian besar cacing merupakan hewan hermafodit.
Sisitem
saraf pada cacing pipih masih sederhana dan disebut sisitem saraf tangga tali.
Dua jaringan saraf dikepala membentuk sekumpulan saraf yang berfungsi sebagai
otak yang disebut ganglia.
b.
Klasifikasi
1)
Kelas
Tubellaria
Kelas
ini beranggotakan spesies cacing pipih yang memiliki silia pada sel-sel
epidermisnya. Dengan silia tersebut, tubellaria dapat bergerak bebas di air
tawar maupun air laut. Bahkan, ada yang hidup bebas ditanah lembap. Anggota
tubellaria tidak ada yang hidup sebagai parasit, serta hewan ini memiliki daya generasi
yang sangat tinggi.
![]() |
2)
Kelas
Trematoda
Sebagian
besar anggota kelas Trematoda merupakan parasit yang hidup didalam usus, hati,
paru-paru, dan darah inang, terutama manusia dan hewan ternak (sapi, domba,
serta babi) . cirri khas trematoda adalah memiliki dua alat isap yang
dilengkapi dengan gigi kitin, satu terletak di sekitar mulut dan satu lagi
terletak dipermukaan ventral tubuhnya. Dengan adanya alat isp tersebut
trematoda juga sering di sebut cacing isap. Contoh Trematoda yang paling
terkenal adalah cacing hati ( Faciola
hepatica).
![]() |
3)
Kelas
Cestoda
Kelas
cestoda disebut juga cacing pita, kerena bentuk tubuhnya yang pipih dan panjang
seperti pita. Panjang tubuhnya mencapai 9-10 m dan tersusun atas rangkaian
segmen-segmen yang disebut proglotid. Proglotid yang terdepan adalah yang
termuda dan terkecil, sedangkan proglotid yang paling belakang adalah yang
tertua dan terbesar karena penuh berisi telur. Setiap proglotid merupakan unit
yang berdiri sendiri dan mengandung reproduksi-reproduksi seksual jantan dan
betina. Di bagian ujung anteriornya terdapat kepala yang membulat (skoleks).
Kepala itu dilengkapi dengan kait (rostelum) ataupun alat pengisap (atau
keduanya) untuk melekatkan diri dan untuk mengisap sari-sari makanan dari usus
inang.

c.
Peran
Platyhelminthes
Secara
umum, anggota platyhelminthes kurang menguntungkan manusia karena sebagian
besar merupakan parasit pada manusia dan hewan, namun dalam ekosistem
platyhelminthes berperan sebagai penyusun rantai dan jarring-jaring makanan.
4. Filum
Nemathehelminthes
a. Cirri-ciri
dan Struktur Tubuh
Istilah
Nemathehelminthes berasal dari bahasa yunani, yaitu nematos yang berarti benang
dan helmint yang berarti cacing. Cacing kelompok ini memiliki tubuh berbentuk
gilik sehingga sering disebut cacing gilik. Tubuhnya tidak bersegmen,
bersimetri bilateral, dan memiliki tiga lapisan jaringan tubuh dengan rongga
tubuh semu.
Nemathehelminthes
memiliki saluran pencernaan yang lengkap, tetapi tidak bercabang.
Nemathehelminthes belum memiliki alat respirasi sehingga pertukaran gas
berlangsung dengan cara difusi melalui seluruh permukaan kulitnya.
Cacing
ini bereproduksi dengan cara seksual dengan jenis kelamin terpisah. Anggota
cacing gilik pada umumnya berkembang biak dengan cara bertelur, tetapi ada pula
yang vivivar atau parthenogenesis.
b. Klasifikasi
1) Kelas
Nematoda
Pada
umumnya tubuh nematoda berbentuk fusiform
atau filiform. Tubuh cacing
jantan berukuran lebih kecil disbanding cacing betina dan dibagian ekornya
terdapat spikula serta bursa berbentuk melengkung.
Anggota
nemetoda ada yang hidup bebas dan ada yang hidup parasit. Nematoda parasit
memiliki permukaan tubuh rata, licin dan halus. Contoh nematoda yang hidup
parasit pada manusia adalah Nectator americanus (cacing tambang), Ancylostoma duodenale (cacing tambang), Ascaris lumbricoides (cacing gelang) dan
lain-lain. Sedangkan nematoda yang hidup bebas memiliki struktur tambahan sebagai
modifikasi kutikula, seperti bulu-bulu yang kaku, spiral, bintil-bintil, dan
sebagainya. Contoh nematoda yang hidup bebas adalah Dorylaimus sp., Paramermis
contorta dan Chormadora sp.
![]() |
2) Kelas
Nematomorpha
Tubuh
nematomorpha berbentuk filiform, langsing memanjang menyerupai rambut sehingga
sering di sebut cacing rambut. Nematorpha memiliki mulut yang terletak dibagian
anterior atau ventral, nemathomorpha muda hidup sebagai parasit, sedangkan
nematomorpha dewasa hidup bebas. Contoh nematomorpha adalah Gordius sp. Dan Nectonema sp.
c. Peran
Nemathehelminthes
Sebagian
besar anggota Nemathehelmintes merupakan parasit dan penyebab penyakit pada
manusia, hewan dan tumbuhan.
5. Filum
Annelida
a. Cirri-ciri
dan Struktur Tubuh
Istilah
annelid berasal dari kata annulus
yang berarti cincin kecil dan oidos
yang berarti bentuk. Tubuh annelida bersimetri bilateral, panjang dan
bersegmen-segmen. Segmen-segmen tersebut bersifat metameri dan dibagian dalam
tubuh, antarsegmen dipisahkan oleh sekat (septa).
Annelid
memiliki sistem pencernaan yang lengkap yang tersusun memanjang sesuai dengan
sumbu tubuh. Pertukaran udara dilakukan melalui seluruh permukaan tubuhnya yang
selalu lembap. Oksigen yang masuk kedalam tubuhnya diedarkan oleh darah melalui
sistem peredaran darah tertutup. Fungsi ekskresi dan osmoregulasi dilakukan
oleh pembuluh bersilia yang disebut nefridia yang ada di setipa segmen
tubuhnya. Umumnya anggota annelid
merupakan hewan hermafrodit. Annelid hidup di air tawar, laut dan tanah lembap.
b. Klasifikasi
1) Kelas
Polychaeta
Polychaeta
disebut juga cacing berambut banyak. Tubuh polychaeta memiliki kepala yang
jelas dengan sejumlah pasang parapodia pada setiap segmennya yang berfungsi
sebagai alat gerak. Tubuhnya ditutupi oleh banyak setae. Umumnya polychaeta
hidup di laut, contohnya kelabang laut (Nereis
virens), cacing polalo (Eunice
viridis), cacing wawo (Lysidice oele).
![]() |
2) Kelas
Olygochaeta
Olygochaeta
merupakan cacing berambut sedikit. Olygocharta tidak memiliki kepala yang
jelas. Pada segmen ke-32 sampai ke-37 tubuhnya, terdapat struktur yang
menyerupai pelana yang dinamakan kliteum yang berfungsi menghasilkan selubung
pelindung telur-telur. Anggota kelas ini meliputi bermacam-macam cacing tanah.
![]() |
3) Kelas
Hirudinea

c. Peran
Annelida
Meskipun
ada anggota annelid yang merugikan, pada umumnya mereka menguntungkan manusia.
Misalnya cacing tanah sebagai penggembur tanah pertanian, lintah berguna dalam
pengobatan modern yang menghasilkan hirudin serta cacing wawo dan cacing polalo
yang digunakan sebagai bahan makanan yang mengandung protein.
6. Filum
Mollusca
a. Cirri-ciri
dan Struktur Tubuh
Kata
mollusca berasal dari bahasa latin molluscus,
yang berarti lunak. Filum mollusca merupakan kelompok hewan bertubuh lunak,
bersimetri bilateral, dan tidak bersegmen. Hampir semua Mollusca memiliki
cangkang yang terbuat dari zat kapur untuk melindungi tubuhnya yang lunak.
Organ-organ dalamnya dibungkus oleh mantel yang terbuat dari suatu jaringan
khusus.
Pada
tubuh mollusca terdapat alat-alat pencernaan yang terdiri atas mulut,
kerongkongan yang pendek, lambung, usus, dan anus. Hampir semua anggota
mollusca memiliki lidah parut didalam mulutnya. Hasil pencernaan makanan
diedarkan melalui sistem peredaran darah terbuka, sedangkan sisa-sisa
metabolism dikeluarkan oleh alat ekskresi yaitu nefridia.
Sebagian
besar anggota mollusca hidup dilaut, tetapi ada yang hidup di air tawar dan
didarat. Untuk berkembang biak , mollusca memiliki jenis kelamin yang terpisah,
tetapi ada pula yang hermafrodit.
b. Klasifikasi
1) Kelas
Amphineura
Semua
anggota kelas amphineura hidup dilaut dan umumnya melekat pada dasr perairan.
Hewan ini memiliki ciri tubuhnya berbentuk pipih memanjang, tidak berkepala,
tidak memiliki tentakel, dan pada bagian punggungnya terdapat cangkang yang
tersusun atas beberapa lempeng yang saling tumpang tindih seperti genting.
Contohnya dalah Chiton.
2) Kelas
Scaphopoda
Kelas
scaphopoda dikenal dengan nama siput gading atau siput gigi, anggota kelas ini
juga dijumpai di laut. Cirri khasnya adalah memiliki cangkang yang berbentuk
pipa atau silinder memanjang atau kerucut dan terbuka di kedua ujungnya.
Individu dewasa hidup terbenam di bawah pasir. Contohnya Dentalium elephantinum.
3) Kelas
Cephalopoda
Dalam
bahasa yunani, Cephalopoda berarti “kaki kepala”. Hal ini kerena anggota kelas
ini memiliki kepala yang dilingkari oleh kaki-kaki yang termodifikasi menjadi
tentakel-tentakel yang biasanya berjumlah 8 (pada gurita) atau 10 (pada cumi
dan sotong) serta memiliki alat pengisap.

4) Kelas
Bivalvia
Mollusca
akuatik ini memiliki dua buah atau setangkup cangkang untuk melindungi
tubuhnya. Kedua cangkang dihubungkan oleh satu atau dua otot kuat yang dapat
memegang cangkang itu sehingga dapat terbuka atau tertutup rapat. Dari luar
kedalam, cangkang bivalvia tersusun atas beberapa lapisan, yaitu lapisan
periostrakum yang keras, lapisan prismatic yang terbentuk dari Kristal-kristal
kapur, dan lapisan nakre atau induk mutiara. Karena adanya lapisan nakre pada
cangkangnya, beberapa jenis bivalvia dapat menghasilkan mutiara, contohnya Pinctada margaritifera dan Pinctada maxima.
Contoh
kelas bivalvia lainnya yaitu kerang bulu (Anadora
antiquata), remis laut (Mytilus
edulis), dan tiram (Ostre cacullata).

5) Kelas
Gastropoda
Gastropoda
berarti berkaki perut, karena hewan-hewan dalam kelas ini menggunakan perut
yang berotot sebagai kakinya. Pada kakinya terdapat sel-sel kelenjar yang
menyekresi lendir untuk melumasi jalan yang akan dilewatinya. Kebanyakan,
gastropoda memiliki cangkang berbentuk kerucut yang biasanya berulir kanan. Di
dalam cangkang terdapat organ-organ dalam yang berulir mengikuti bentuk
cangkang. Pada tubuh gastropoda ditemukan kepala dan tentakel. Di ujung atau
didasar tentakel terdapat mata.
Gastropoda
dapat dijimpai di laut, air tawar, ataupun di darat. Beberapa contoh anggota
kelas Gastropoda adalah bekicot (Achatina
fulica), siput kebun (Helix sp.),
siput air (Limnaea sp).
c. Peran
Mollusca
Sebagian
besar anggota mollusca menguntungkan manusia, misalnya kerang, cumi-cumi, sotong,
tiram dan remis merupakan bahan makanan yang berprotein. Dan beberapa jenis
tiring yang menghasilkan mutiara
Akan
tetapi ada juga yang merugika seperti kerang bulu merupakan pembawa bakteri
penyebab tifus, bekicot sering memakan tanaman perkebunan dan sebagainya.
7. Filum
Arthropoda
a. Cirri-ciri
dan struktur tubuh
Hewan-hewan
yang termasuk filum arthropoda memiliki cirri utama kaki yang beruas-ruas atau
berbuku-buku. Tubuh arthropoda bersimetri bilateral dan umumnya dapat dibedakan
menjadi kepala, dada, dan perut. Tubuh arthropoda dilindungi oleh rangka luar
keras yang terbuat dari bahan kitin yang kuat. Selama masa pertumbuhannya,
umumnya arthropoda mengalami perubahan bentuk (metamorfosis) dan pergantian
rangka luar (ekdisis).
Arthropoda
memiliki habitat dilaut, air tawar, dan di darat; hidup bebas atau sebagai
parasit. Sistem pencernaan arthropoda sudah lengkap, hasil pernapasan dan hasil
pencernaan diedarkan oleh sistem peredaran darah terbuka. Alat ekskresinya
berupa pembuluh Malpighi atau kelenjar hijau, reproduksi arthropoda terjaddi
secara seksual yaitu dengan pembuahan ovum oleh sperme. Namun, beberapa jenis
serangga dapat bereproduksi dengan parthenogenesis.
b. Klasifikasi
1) Kelas
Arachnida (Labah-Labah)
Sebutan
arachnida berasal dari bahasa latin, arachne yang berarti labah-labah. Cirri
umum kelas ini adalah tubuh terbagi atas begian kepala-dada yang menjadi satu,
dan perut yang lunak serta tidak bersegmen. Pada sisi ventral sefalotoraks terdapat
empat pasang kaki yang dilengkapi dua buah cakar bergerigi, sedangkan ujung
depan sefalotoraks terdapat dua pasang mulut.
Sebagian
besar arachnida hidup didarat dan umumnya bernapas dengan dua buah paru-paru
buku. Pada arachnida tertentu , yaitu labah-labah, di ujung abdomen terdapat
dua buah spinneret, yaitu organ pembuat sarang dan pembentuk kokon untuk
melindungi telur yang sudah dibuahi. Contoh anggota kelas ini adalah
kalajengking (Thelyphonus),
labah-labah rumah (Theridion tepidariorum),
tungau (Dermatophogides).

2) Kelas
Crustacea
Kelas
crustacea memiliki anggota hewan-hewan berkulit atau bercangkang keras. Ciri
khusus crustacea adalah tubuhnya terbagi menjadi dua bagian utama, yaitu
sefalotoraks dan abdomen. Bagian luar tubuhnya dilindungi oleh eksoskleton yang
terbuat dari bahan kitin.
Pada
csetiap ruas tubuh crustacean terdapat sepasang kaki dengan jumlah yang berbeda
untuk setiap jenisnya. Crustacea umumnya memiliki dua pasang antenna, panjang
dan pendek. Sepasang antenna yang pendek disebut antennula, sedangkan yang
panjang disebut antenna. Crustacea memiliki alat keseimbangan yang dinamakan
statosit. Alat tersebut berupa kantong berdinding kitin yang terletak pada ruas
dasar antennula. Contoh anggota crustacea antara lain udang sungai besar (Astacus), kepiting (Cancer pagurus) dan teritip (Semibalanus).

3) Kelas
Myriapoda
Anggota
kelas ini memiliki tubuh yang tersusun atas banyak ruas, yaitu antara 10 hingga
200 ruas yang sama besar dan bentuknya. Pada setiap ruas terdapat sepasang kaki
sehingga myriapoda juga memiliki kaki yang sangat banyak. Ruas tubuh pertama
adalah kepala yang dilengkapi sepasang antenna sebagai indra peraba dan
sepasang mata. Di bawah kepalanya terdapat rahang dan alat mulut tambahan.
Contoh anggota kelas myriapoda adalah kelabang (Scolopendra), luing (Spirobolus),
dan kaki seribu (Iulus).

4) Kelas
Insecta
Cirri-ciri
umum insecta adalah tubuhnya terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, dada
dan perut. Bagian luar tubuhnya dilindungi oleh eksoskleton yang keras karena
selain mengandung sklerotin, protein, dan kadang-kadang garam kalsium. Bagian
kepala insecta terdiri atas enam ruas/segmen yang menjadi satu dan dilengkapi
dengan sepasang antenna, mata tunggal, mata majemuk dan alat-alat mulut.
Dalam
proses pertumbuhan, sebagian serangga mengalami metamorphosis. Ada dua macam
metemorfosis yaitu metamorphosis sempurna yang di alami oleh kupu-kupu (Rhopalocera), lalat (Musca domestica), dan nyamuk (Culex, Anopheles dan Aedes) dan metamorphosis tak sempurna
yang dialami oleh jangkrik, belalang (Chorthippus
dan Locusta), serta kecoak (Periplaneta).

c. Peran
Arthropoda
Beberapa
jenis arthropoda merupakan parasit dan
penyebab penyakit pada manusia dan mamalia, seperti caplak menyebabkan penyakit
kudis dan tungu debu yang menimbulkan alergi.
Selain
merugikan ada juga arthropoda yang menguntungkan seperti anggota kelas
crustacea yaitu sebagai sumber makanan yang berprotein seperti udang, lobster,
kepiting dan rajungan.
8. Filum
Echinodermata
a. Cirri-ciri
dan struktur tubuh
Echinodermata
disebut juga hewan berkulit duri, sesuai dengan namanya kelompok hewan ini
memiliki eksoskleton dari zat kapur dengan tonjolan berupa duri-duri yang
keras. Echinodermata dewasa bersimetri radial, tetapi larvanya bersimetri
bilateral.
Ciri
khas filum ini adalah adanya sistem saluran air semacam pompa hidrolik yang
disebut sistem amburakal. Sistem ini digunakan untuk menggerakkan suatu saluran
air yang dinamakan kaki tabung yang berfungsi untuk berpindah tempat,
berpegangan pada batu-batu, dan untuk menangkap mangsa. Di ujung setiap kaki
tabung terdapat suatu kuncup penghisap. Sistem amburakal tersebut juga berperan
dalam sistem peredaran.
Pada
filum ini sudah terdapat sistem pencernaan yang lengkap, walaupun ada beberapa
jenis yang tidak memiliki anus. Echinodermata bernapas dengan menggunakan
insang kulit yang sesungguhnya merupakan tonjolan dinding rongga tubuh yang
tipis sehingga memungkinkan terjadinya difusi gas.
b. Klasifikasi
1) Kelas
Asteroida
Anggota
kelas ini memiliki bentuntuk dewasa yang khas, yaitu berlengan lima seperti
bintang sehingga sering disebut bintang laut. Organ-organ dalamnya bercabang
keseluruh lengan. Pada kulitnya yang berduri terdapat suatu struktur modifikasi
duri berbentuk seperti gunting atau catut yang dinamakan pediselaria.
Pediselaria itu berfungsi melindungi insang kulit dan membersihkan permukaannya
dari unsur-unsur luar.
Beberapa
jenis bintang laut memiliki autotomi, contoh anggota kelas ini adalah bintang
laut biru (Linkia laevigata), Asterias, dan bintang laut matahari (Solaster).

2) Kelas
Ophiurodea
Anggota
kelas ini juga memiliki bentuk seperti bintang, tetapi lengannya sangat panjang
dan sangat ramping sehingga jika bergerak menyerupai ular. Sehingga sering
dinamakan bintang ular. Lengan-lengan tersebut sangat luntur dan mudah putus
tetapi jika putus lengan tersebut dapat tumbuh kembali.
Bintang
ular menggunakan lengan-lengannya untuk berenang dan bergerak secara menyentak.
Alat-alat dalamnya tidak bercabang menuju kelima lengannya serta tubuhnya tidak
mempunyai anus. Contoh anggota kelas ini adalah Ophipholis aculeafa dan Ophiura
ophiura.
![]() |
3) Kelas
Crinoidea
Crinoidea
merupakan hewan laut yang bentuknya seperti bunga lili dengan warna yang
memikat sehingga sering disebut lilia laut. Kelas ini merupakan kelas yang
paling primitif, tubuhnya berbentuk piala yang disebut kelopak, dengan atu
btanpa tangkai. Pada kelopak itu terdapat lima lengan yang fleksibel, sama
halnya dengan bintang laut, jika lengannya putus maka akan tumbuh lengan baru.
Alat
mulit crinoidea terletak dipermukaan atas kelopak atau mengarah ke atas, dan
crinoidea yang tidak bertangkai dapat bergerak bebas dan berpindah tempat.
Contoh anggota kelas ini adalah Antedon
sp., Holopus sp., dan Bathycrinus sp.
4) Kelas
Echinoidea
Anggota
kelas ini dikenal dengan nama bulu babi atau landak laut. Umumnya tubuh bulu
babi berbentuk bulat mirip bantal jarum. Permukaan tubuhnya diliputi duri yang
sangat banyak, keras, dan dapat bergerak. Di antara duri-durinya yang panjang
terdapat lima deret kaki tabung yang pendek.
Mulut
echinoidea terletak dibawah dan memiliki gigi-gigi yang tajam. Hewan ini hidup
diperairan dangkal dekat pantai berkarang. Contoh anggota kelas ini adalah Diadema saxatile, Echinothrix sp., dan Echinus.
![]() |
5) Kelas
Holothuroidea
Anggota
kelas ini memiliki bentuk tubuh memanjang seperti mentimun sehingga sering
disebut mentimun laut atau teripang. Tubuh teripang tidak memiliki lengan dan
pada salah satu ujung tubuhnya terdapat mulut yang yang dikelilingi sekitar
10-30 tentakel untuk menangkap mangsanya. Pada ujung tubuh lain terdapat anus,
kulitnya keras dan berotot.

c. Peran
Echinodermata
Echinodermata
umumnya menguntung kan manusia, contohnya telur landak laut yang dijadikan
makanan oleh orang-orang dinegara laut tengah. Teripang juga digunakan sebagai
bahan makanan dan sebagainya.
B. STRUKTUR
DAN ORGANISASI HEWAN TINGKAT TINGGI
Hewan tingkat tinggi pada umumnya sudah maju
dan mempunyai tulang belakang atau biasa disebut dengan vertebrata. Hewan
tingkat rendah berada pada satu filum, yaitu filum Chordata, berikut
rinciannya.
1. Filum Chordata
a. Cirri-ciri dan Struktur Tubuh
Chordata merupakan filum yang paling maju di
antara filum yang lainnya. Ciri utama filum ini adalah adanya dorsa kordalis
atau notokord atau tali punggung, terutama pada fase embrio. Pada hewan-hewan
tertentu, korda dorsalis tetap ada dari fase embrio sampai dengan fase dewasa.
Sementara itu pada hewan-hewan lain, korda dorsalis tersebut hanya dijumpai
pada fase embrio. Pada saat dewasa, korda dorsalis tidak dimiliki lagi dan
digantikan oleh tulang belakang.
Ciri kedua adalah memiliki batang saraf
dorsal yang terletak disebelah dorsal korda dorsalis. Pada vertebrata, batang
saraf itu dilindungi oleh vertebrae. Ujung anterior batang saraf akan membentuk
otak. Sementara itu, ciri ketiga adalah memiliki celah ingsang, terutama pada
fase embrio. Memiliki ekor di belakang anus merupakan ciri yang keempat, dan
cirri yang ke lima adalah memiliki sistem peredaran darah.
b. Klasifikasi
Ada empat subfilum yang termasuk filum
chordate
1) Hemichordata
Hemichordate merupakan hewan semi cordata,
contohnya cacing acorn;
2) Urochordata
Chordate
yang memiliki ekor, contohnya, Tunica yang bentuknya mirip hewan spons.
3) Chepalochordata
Contohnya
ikan lanset (Amphioxus lancelotus)
4) Vertebrata
Subfilum
vertebrata merupakan hewan yang dapat dengan mudah kita lihat sehari-hari.
Anggota vertebrata dibagi menjadi tiga kelas ikan atau superkelas pisces dan
empat kelas vertebrata darat atau superkelas tetrapoda.
1. Superkelas
Pisces
Berdasarkan
ada tidaknya rahang dan jenis tulang penyusun tubuhnya, superkelas pisces
dibagi menjadi tiga kelas.
a) Kelas
Aghanata
Aghanata
merupakan anggota vertebrata yang paling primitive. Namanya berasal dari bahasa
yunani, yaitu a = tanpa dan ghantos = rahang. Aghanata merupakan ikan seperti
belut yang bermulut melingkar, tetapi tidak memiliki rahang. Ikan tersebut
dapat mencapai panjang 1 m. tubuhnya disokong oleh rangka kartilago. Kulitnya
yang lembut tidak memiliki sisik. Karena tidak memiliki sirip berpasangan,
aghanata bergerak dengan gerakan andulasi.
Contoh
anggota aghanata adalah ikan lamprey air tawar (Lampreta sp. dan Etosphenus
japonicus).

b) Kelas
Chondrichthyes
anggota
kelas ini memiliki rangka yang tersusun atas tulang rawan dengan sedikit
penulangan. Kulitnya terbuat dari ribuan susunan struktur seperti gigi yang
dikenal sebagai sisik plakoid. Mulutnya terdapat disebelah ventral kepala yang
dilengkapi dkelas engan gigi-gigi yang tajam. Jikasalah satu gigi rusak, gigi
itu akan tanggal dan gigi berikut dibelakangnya bergeser ke depan untuk
menggantikannya.

c) Kelas
Osteichthyes
Osteichthyes
merupakan kelompok ikan bertulang sejati. Mulutnya terletak di ujung kepala dan
insang tertutup oleh operculum. Ikan-ikan yang hidup di tempat berlumpur,
contohnya ikan lele (Claris batrachus),
memiliki organ pernapasan tambahan dekat insangnya yang dinamakan labirin.
Sebagian
besar Osteichthyes memiliki dua pasang sirip dan ekornya bertipe difiserkal. Contoh
anggota kelas ini adalah ikan gabus (Ophiocephalus
striatus), ikan mas (Cyprinus carpio)
dan ikan belut (Monopterus albus).

2. Superkelas
Tetrapoda
Anggota
superkelas tetrapoda adalah vertebrata darat yang umumnya berkeki empat. Ada
empat kelas yang termasuk superkelas ini yaitu.
a) Kelas
Amphibia
Istilah
amphibia berasal dari kata amphi yang berate dua, rangkap dan bios yang berarti
kehidupan. Hal itu disebabkan karena anggota kelas ini hidup dengan dua bentuk
kehidupan, mula-mula di air tawar kemudian dilanjutkan didarat.
Amphibia
mudah dikenali melalui kulitnya yang licin, lembut dan lembab. Kulit yang
lembab itu digunakan sebagai alat pernafasan tambahan. Pada saat fase larva,
mereka bernafas dengan insang. Setelah dewasa sebagian besar amphibian bernafas
dengan paru-paru dan kulit. Jantungnya beruang tiga, terdiri atas dua serambi
dan satu bilik.
Kelas
amphibian di bagi menjadi tiga ordo, yaitu Anura contohnya yaitu katak (Rana sp.), Urodela contohnya kodok (Bufo sp.) dan Apoda contohnya salamander
(salamandra sp.) .

b) Kelas
Reptilia
Istilah
reptilian berasal dari bahasa latin, repere
yang berarti merayap. Hampir semua reptilian hidup didarat. Kulit tubuhnya
ditutupi oleh kulit bersisik yang kering dan impermeable. Umumn ya mereka
mempunyai empat kaki kecuali ular kakinya mereduksi atau tidak ada sama sekali.
Baik hewan muda ataupun dewasa bernafas dengan paru-paru. Jantungnya memiliki
dua serambi dan dua bilik, tetapi sekat diantara dua biliknya belum sempurna
sehingga darah yang kaya karbon dioksida bercampur dengan darah yang kaya
oksigen.reptilia termasuk hewan berdarah dingin. Contoh anggota kelas ini
adalah kadal, kura-kura, buaya, bunglon, komodo dan ular.

c) Kelas
Aves
Dalam
bahasa latin, aves berarti burung. Tubuh burung diselumuti bulu-bulu, akan
tetapi masih memiliki sisa-sisa sisik yang terdapat pada bagian kaki dan kuku.
Selain sebagai pelindung tubuh terhadap cuaca yang tidak cocok, bulu yang kedap
air itu juga berfungsi untuk terbang.
Burung
merupakan vertebrata homoioterm, artinya suhu tubuh burung selalu konstan dan
tidak dipengaruhi oleh suhu lingkungan. Didalam tubuh burung terdapat
pundi-pundi udara.

d) Kelas
Mamalia
Cirri
khas kelas mamalia adalah memiliki rambut yang menutupi seluruh tubuhnya.
Didalam rongga tubuhnya terdapat otot diafragma yang memisahkan rongga dada
dengan rongga perut. Semua mamalia bernafas menggunakan paru-paru. Kata mamalia
berasal dari kata mammae yang berarti payudara. Hal itu disebabkan mamalia
betina memiliki kelenjar susu sebagai penghasil air susu yang diberikan kepada
anak-anak mereka sebagai minuman pertama setelah lahir. Kelas mamalia dibagi
menjadi tiga subkelas yaitu monotremata, marsupialia, dan eutheria.
Subkelas
monotremata merupakan satu-satunya mamalia yang memiliki ciri-ciri mirip dengan
reptilian, yaitu dalam kebiasaannya bertelur dan hal rangka tubuh. Monotremata
juga merupakan mamalia yang tidak memiliki daun telinga dan gigi, tetapi
memiliki kloaka. Contoh anggota monotremata adalah platypus (Ornitohorhynchus anatinus) dan landak
semut (Tachyglossus sp.).
Subkelas
marsupialia merupakan kelompok hewan-hewan berkantong. Semua bayi marsupialia
lahir dalam tahap immature dan berpindah kekantong pada tubuh induk. Kelompok
ini merupakan mamalia yang tidak berplasenta. Contoh anggota kelas ini adalah
marsupialia dan kanguru (Megaleia dan
Marcropus), walabi (Wallabia) dan koala (Phascolarctos).
Subkelas
Eutheria merupakan mamalia sejati, perkembangan janinnya berlangsung didalam
uterus yang dilengkapi dengan korion dan plasenta. Contoh anggota kelas ini
adalah tikus rumah (Rattus rattus),
harimau (Felis trigis) dan manusia (Homo sapien).
![]() |
|||||
![]() |
![]() |
||||
KESIMPULAN
Hewan
merupakan kelompok organisme yang diklasifikasikan
dalam kerajaan Animalia atau metazoan. Hewan diklasifikasikan menjadi dua yaitu hewan tingkat rendah
dan hewan tingkat tinggi. Hewan tingkat tinggi terdiri dari delapan filum yaitu
filum porifera, coelenterata, platyhelminthes, nemathehelminthes, annelid,
arthropoda, mollusca, dan echinodermata. Sedangkan hewan tingkat tinggi terdiri
dari satu filum yaitu filum chordata yang terbagi menjadi empat subfilum yaitu
hemichordat, urochordata, cephalocordata dan vertebrata. Vertebrata merupakan
hewan yang mempunyai tulang belakang yang terdiri dari kelas pisces, amphibia,
reptilia, aves, dan mamalia.
DAFTAR
PUSTAKA
Campbell, Neil A., dkk. 2000. Biologi. Jakarta: Erlangga.
Pujiyanto, Sri. 2008. Dunia Biologi. Solo: PT Tiga Serangkai
Pustaka Mandiri.
Pratiwi, dkk. 2007. Biologi SMA. Jakarta: Erlangga.
http://www.strukturorganisasihewan.com/read/detail1826070/http://www.strukturorganisasihewan.com/read/detail1826070
Tidak ada komentar:
Posting Komentar